Menjadi Cahaya dari Gemar Membaca

Peran orang tua sangat menentukan tumbuh kembang anak. Ibarat sebuah kertas. Anak adalah kertas putih yang dapat dibentuk apa saja atau ditulis apa saja oleh kedua orang tuanya. Jika orang tuannya membentuk kertas itu sebagai kapal, maka kertas akan menjadi sebuah kapal. Jika orang tua menulis kertas putih itu menjadi sebuah gambar pohon, maka jadilah kertas itu menjadi gambar pohon. Begitulah anak kita. Ingin dibawa kemana? Itulah perlunya ilmu agar tak menjadi orang tua yang “gagap” tujuan.

Saya jadi teringat ketika pertama kali tulisan saya dimuat di sebuah majalah. Kakak-kakak saya langsung bersuka cita. Mereka bilang, saya meneruskan cita-cita ayah. Pun ketika saya menjadi wartawan kampus dan menulis dibeberapa buku. Mereka tak heran, karena saya kecil sangat “dipaksa” ayah dengan berbagai bacaan.

Kenapa dipaksa? Karena ketika masih kecil, sudah kelas 4 SD, saya belum bisa lancar membaca! Saya lebih memilih menari menjadi kegemaran saya. Tapi ayah memiliki cara yang unik membuat saya tertarik dengan membaca. Setiap hari saya duduk dipangkuan ayah yang mengenakan sarung. Biasanya ayah akan membaca koran sambil mengayunkan saya dalam pangkuannya (dalam sarung).

Setiap hari pula ayah membeli beberapa jenis koran nasional dan membacanya. Maka secara tak langsung saya mulai tertarik untuk membaca. Tak lama saya sudah bisa membaca. Maka, ayah langsung rutin membelikan saya majalah anak-anak sepeti Bobo, Ananda, Donal Bebek, dan lainnya.

Kelas 6 saya sudah jago menulis! Saya mulai berani mengirimkan surat pada beberapa sahabat pena! Ya, saya kecanduan menulis apa saja yang saya rasakan. Maka tak heran di kelas 6, saya sudah punya sahabat pena yang cukup banyak. Kegemaran saya membaca dan menulis terus terasah, hingga saya akhirnya menjadi wartawan kampus dan berhasil menerbitkan buku antologi bersama teman-teman FLP. Sungguh terharu, saat karya pertama saya diterbitkan. Saya teringat ayah yang telah tiada sejak saya kelas 6 SD.

Kini, mengajarkan Faris anak saya yang berusia 4 tahun pun saya kenalkan teknik pendekatan seperti ayah. Mengenalkan kegemaran membaca dan menulis sejak dini. Tak ingin seperti saya yang baru kelas 4 SD lancar membaca, saya mengenalkan Faris membaca sejak dini. Sejak usia 3 bulan, Faris sudah mau mendengarkan saya membacakan buku cerita bergambar.

Sejak usia 2,5 tahun saya mengenalkan CD anak Mimi Kelinci berjudul Berpetualang ke Dunia Huruf 1 dan 2. Lewat lagu dan cerita bergambar, Faris dengan mudah menghapal abjad. Selain itu, saya membekali Faris dengan buku dan pensil. Sejak usia 2 tahun, Faris sudah pas memegang pencilonya dan siap menulis. Kini Faris sangat antusias melihat buku dan hasil gambarnya pun sudah bagus. Bahkan saat ini di rumah saya membuka Rumah Cahaya (Rumah Baca dan Hasilkan Karya) FLP Cabang Lampung Timur.

Setiap hari anak-anak kecil bermain dan membaca buku cerita anak. Saya berharap tak ada lagi anak-anak kecil di lingkungan saya telat membaca atau kesulitan mencari bacaan anak yang sehat. Maka, kami beusaha berbagi bagi lingkungan sekitar. Semoga anak-anak di lingkungan sekitar lebih percaya diri. Karena yakinlah, anak yang gemar membaca dan menulis akan lebih percaya diri. Karena ia lebih banyak tahu informasi dan kosa kata dari buku yang dibacanya, apalagi bila kita damping dengan Tanya jawab dan menceritakan kembali. Semoga anak-anak itu akan menjadi cahaya bagi orang tuanya kelak. Bukankah doa anak sholeh akan menjadi harapan orang tua yang telah tiada? Semoga ayahku disana tahu kalau aku berterimakasih atas kegigihannya mengajarkan saya membaca. Amin.

Naskah ini menang di sayembara :
http://shakuki.com/menjadi-cahaya-dari-gemar-membaca,90.html

3 komentar untuk "Menjadi Cahaya dari Gemar Membaca"

  1. Terima kasih sharingnya mba. Memang pembelajaran sejak usia dini sangat ditekankan kepada anak-anak, sehingga kelak menjadi kebiasaan yang akan dia lakukan tanpa rasa terpaksa.

    BalasHapus
  2. Ummiega: terima kasih sudah berkunjung. Iya, anak-anak akan meniru cara orang tua. Dan memang karena Ayahku mendidikku begitu akhirnya aku suka membaca:)

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^