Cerita Anak “Gampang Dibaca”, bukan berarti “Gampang Ditulis”

Oleh Ali Muakhir

Helen Diehl-Olds, seorang pengarang wanita yang terbiasa menulis untuk bacaan orang dewasa, setelah bersusah payah berusaha menulis cerita anak, akhirnya berhasil membuka pintu penulisan buku anak-anak.


Olds memulai menulis untuk anak-anak di majalah, tidak langsung menulis buku karena penerbit buku sudah pasti banyak perhitungan, terutama dengan mempertimbangkan pasar (market).

Apa kesimpulan Helen setelah berhasil menyelesaikan tulisan-tulisannya? Dia menyimpulkan dua hal:pertama, cerita untuk anak itu harus mengandung suatu ide yang besar, kedua ceritanya harus menyenangkan.

Ide besar misalnya, sesuatu yang mencerminkan kebutuhan anak-anak, memberinya teman, memberinya kemudahan, membantu anak untuk bisa menerima keadaan yang sudah tidak bisa diubah.


Anak, meskipun masih kecil, senang merasa dewasa karena itu mereka ingin selalu belajar sesuatu dari apa yang pernah dibacanya. Oleh karena itu, bacaan yang mengarahkan pada sesuatu yang baik, amat disarankan.


Olds suka membaca buku cerita anak-anak yang sudah diterbitkan dan membandingkan gaya tulisan buku-buku tersebut dengan gaya penulisannya, semata-mata untuk meyakinkan apa tulisannya sudah sesuai untuk anak-anak apa belum sesuai?

Olds akan memperhatikan pembukaannya, bagian tengahnya, dan penutupnya. Dia tidak jarang pula menuliskan temanya, membuat daftar tokohnya, dan mencatat cara si pengarang menampilkan tokohnya dalam adegan.

Olds mempelajari proporsi antara dialog dan teksnya, panjang kalimat, dan paragrafnya. Kemudian untuk mendapatkan gambaran jelas, Olds tidak segan pula mengutip cerita tersebut dengan mengetiknya kembali hanya untuk mengira-ira berapa banyak halaman yang harus dia tulis untuk sebuah cerita.


Melihat perjalanan Olds sungguh bukan cara yang mudah untuk menerobos dunia kecil itu. Olds bahkan kemudian membuat kesimpulan, bahwa cerita anak itu “Gampang dibaca”, tetapi bukan berarti “Gampang ditulis.”[A]

11.06

Usia berkelana

Bandung, 29 April 2011

2 komentar untuk "Cerita Anak “Gampang Dibaca”, bukan berarti “Gampang Ditulis”"

  1. ya....

    memang benar kesimpulan Olds...

    Gampang Dibaca

    Bukan berarti

    Gampang ditulis

    ditunggu backlinknya

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^