Belajar Menjadi Ibu Hebat : Mother, You Are So Wonderful

Assalamualaikum sahabat Smart Mom, hari ini 22 Desember dikenal sebagai Hari Ibu. Nah, sebagai memperingati Hari Ibu, aku mau sharing saat aku mengikuti acara kelas parenting bersama Dr. Yesi Elsandra, SE, M.Si, seorang ibu 4 anak, dosen, founder Komunitas Parenting Sumbar, konselor laktasi, dll pada tanggal 20 Desember yang lalu. Semoga bermanfaat ya :)

Bersama pemateri dan peserta

Pagi yang cerah ketika aku dan keluarga kecilku menuju My Lovely Child, Klinik Tumbuh Kembang Anak yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No 19, Padang. Sebenarnya telat dari acara yang ditentukan panitia. Di undangan tertera pukul 08.30 WIB, sedangkan kami tiba sudah menjelang pukul 10.00 WIB. Aiih, lumayan rempong bawa 3 anak. Apalagi Hari Ahad itu, Abinya juga ada acara di tempat yang berbeda. Jadi, saat ditanya dengan anak-anak mau ikut siapa? Anak-anak menjawab ikut Ummi. Enggak mau ikut Abinya. Setelah membuat kesepakatan bersama, anak-anak ikut aku deh di acara parenting skill.


Tiba di lokasi, acara sudah dimulai. Uni Yesi (begitu aku memanggilnya) sudah mengenalkan materi Menjadi Wonderful dan Beautiful Mom. Wow, materi yang menarik bukan? Aku sudah kenal kiprah Ibu 4 anak ini sejak mencari info komunitas ASI di Padang terus googling deh, alhamdulillah ketemu. Sayangnya, udah 1 tahun di Padang baru hari itu ketemuan hihihihi...

Dr. Yesi Elsandra
Menikah 

Menikah adalah impian setiap perempuan. Dengan menikah akan membuka pintu-pintu rezeki. Perlu dijaga dan diingat, proses menikah kan menentukan masa depan keluarga. Jangan mencemari proses pernikahan dengan acara yang mubazir, semampunya saja. Kelak, kita akan menuai karena anak kita adalah hasil kita di masa lalu. Lalu, apa tujuan kita menikah? Jadikan menuju ridho Allah dan surga sebagai tujuan. Jika sudah terlanjur, banyaklah mohon ampun kepada Allah. Ke depannya memulai memperbaiki visi dan misi keluarga.

Visi dan Misi Keluarga

Wonderful Mom diawali dengan visi dan misi keluarga. Apa tujuan keluarga kita? Keluarga kita tidak perlu sama dengan orang lain. Walau jalannya berliku. Tapi fokus tujuannya kepada Allah. Jika ada hambatan, kita selalu ingat tujuan kita. Ya, untuk mendapat ridho Allah. 

Suatu ketika, ada kejadian, seorang guru memergoki muridnya yang sedang tertawa-tawa bersama temannya. Ketika dihampiri, si anak ditanya mengapa mereka tertawa begitu. Ternyata anak-anak itu sedang berdiskusi hasil anak nonton pornografi dari hp Mamanya. Ingat loh, siapa yang menghancurkan anak itu? Mamanya.... dari hp Mamanya si anak melihat pornografi. Astaghfirllah....Innalillahi... karena ortunya menyimpan tontonan itu. Karena Papa-Mamanya menyimpan banyak CD porno, bahkan di hp Mamanya.

Belajar Menjadi Ibu Hebat sambil momong anak :)
Tugas seorang ibu itu memang berat. Hanya saja banyak ibu yang sedikit bekalnya menjadi orang tua. Bahkan sedihnya, hanya menjadi orang tua kebetulan. Tidak ada visi dan misi. Cobalah sesekali ibu mengajak suami untuk membuat visi dan misi keluarga ibu. Jika suami belum paham, pelan-pelan diajak terus. Jika tidak mempan juga, bawa dalam doa-doa. Dirikan sholat malam, doakan suami terbuka pintu hatinya agar bersama-sama menjadi orang tua yang hebat untuk anak-anak. Namun, yang utama, cobalah ibu duluan membangun suasana ibadah di rumah. Anak-anak diajak sholat berjama'ah sejak dini. Jika anak laki-laki diikut ayahnya sholat berjama'ah di Masjid. Sedangkan anak perempuan ajak sholat berjama'ah di rumah bersama ibu. Ajak juga meluruskan aqidah anak-anak. Memang, sembahan sekarang tidak hanya orang salah sembah seperti menyembah berhala, kuburan dan lainnya. Tapi, di zaman canggih sekarang, banyak sembahan yang lebih ngeri, seperti menyembah TV, gadget, dll. Duh, serem ya Mom?

Masih ingat kisah yang heboh si Emon perdator anak dari Sukabumi? Tercatat ada 120 anak menjadi korban kejahatan seksualnya. Astagfirllah, banyak banget? Tapi, saat si Emon ditangkap, mirisnya anak-anak yang menjadi korban itu menangis merasa kehilangan. Karena apa? Selama ini Emon yang membantu membuat PR, Emon yang mengajak mereka berenang atau jalan-jalan. Emon yang mengelus dan memeluk mereka. 

Lalu, di mana ibu mereka? Anak-anak itu butuh kasih sayang seorang ibu dan mereka dapat dari si Emon. Anak-anak tidak menyadari, si Emon telah merusak masa depan mereka. Aduuh si Emon :(

Aku Belajar Menjadi Ibu Hebat
Realita Ibu

Masalahnya, ibu menghadapi banyak tugas rumah tangga. Masak, menyuci, menyusui anak dan lainnya. Tangan ibu bagai tangan gurita. Coba ibu berdamai dengan keadaan. Rumah sesakali berantakan tak apa, masak sesakali beli tak apa, tapi fokus melihat tumbuh kembang anak. Tugas istri sebenarnya adalah melayani suami. Tahukan "melayani" yang dimaksud? Aduuh, kenapa dengan tanda kutip ya? Hehehe...

Dalam suatu hadits, diriwayatkan Abdurrahman bin Auf menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. bersabda Artinya : “Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjangnya, lalu sang istri tidak mendatanginya, hingga dia (suaminya –ed) bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi tiba.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Itu menunjukkan, tugas istri yang tidak bisa ditunda, tapi tugas lain masih bisa didelegasikan :)

Lalu, jika ada yang bilang, "Capek ah menjadi mengurus anak-anak ..."  Siapa bilang enggak capek? Mengurus 3 anak tanpa ART aja aku ngos-ngosan hahaha....tapi, ibu harus bisa mengimprovisasi dalam mendidik anak. Misalnya ibu mendongeng dan mengubah lagu-lagu. Jika ibu bekerja, ya kerja seadanya aja. Mengurus negara itu sudah banyak, tapi mengurus anak kita? Siapa lagi? (Eh, yang ini boleh setuju atau tidak ya hehehe...).

Aku jadi teringat Aisyah dan Fatih. Saat ini aku sudah resign, aku mengetahui tahap demi tahap perkembangan Aisyah. Saat Aisyah bisa bertepuktangan, tertawa dan bernyanyi. Aku akan memeluk dan merespon keinginannya. Lalu, Fatih kecil aku bekerja, entah berapa kali ganti pengasuh dan dititipkan di daycare.Ffatih lebih mudah tantrum. Masa 2 tahunnya hilang... aku kehilangan memori masa kecilnya. Ya, ada sih tapi enggak 24 jam. Ada rasa nyeri di dada jika ingat, saat itu aku belum konsen mencari ilmu parenting.

Balik ke realita ibu ya. Jika ibu tidak merespon rasa ingin tahu anak apa yang terjadi? Misal si anak saat ibunya lagi masak, anak bertanya, "Ibu lagi masak apa? Ibu, itu sayur apa? Ibu, ini apa?" lalu karena ibu tak mau diganggu, si ibu membentak, "Cerewet banget sih!" 

Nah, siapa yang mematikan rasa ingin tahu anak? Ibu!

Jadi, jangan salahkan jika anak tumbuh menjadi anak yang tak mau tahu ini itu. Dia hanya menerima saja tanpa ada inovasi. Penyebabnya, si ibu tidak memberikan simulasi agar potensi anak terus berkembang. Tuuiing aku tersentil banget :)

Mencatat Materi Parenting sembari menyuapi Aisyah

Ummi belajar, Aisyah makan :)

Anak-anak maen games deh

Karunia Konsistensi

Anak-anak dikarunia memori yang tinggi. Contoh, ibu menenangkan anak dengan janji. "Cup, jangan nangis, nanti ibu belikan ice cream." Besoknya, si anak nagih lagi, jika nangis dia akan dibelikan ice cream. Untuk itu buatlah aturan dan konsistenlah. Misalnya, anak boleh menonton TV setelah mengerjakan PR. Konsisten dengan aturan. Tapi, jika ibu sedikit  saja memberikan celah, maka anak akan mengulang lagi. 

Hiks...aku belum konsisten menerapkan aturan bermain hp pada anak :( jadilah Fatih suka tantrum huhuhu...PR ibu nih :)

Menurut Dr Yesi, jika anak menangis minta hp tidak sesuai aturan, abaikan saja. Paling nangis 15 menit. Jika lewat dari itu hanya bawaan psikologi saja. Anak minta ditemani ibunya. Jadi, hentikan sejenak tugas domestik, lalu ibu fokus menemani anak. Tuh kan PR lagi? *catat*


Sambil Momong, Sambil Belajar Menjadi Ibu Hebat

Bagus ya temboknya? :)

Fokus Pada Kelebihan Anak, Perbaiki Secara Bertahap Kekurangannya

Siapa yang anaknya kemarin baru terima rapor? Gimana hasilnya Mom? Bijaklah menyikapi hasil rapor. Jika nilainya belum seperti yang diharapkan, terus bertahap memperbaiki kekurangannya. Lalu, fokus dengan kelebihan anak. Jika anak tidak menyukai Matematika, mungkin menyukai bidang seni. Jika anak tidak jago menggambar, mungkin jago menulis atau mendongeng. Nah, ibu harus terus menggali apa kelebihan anak. Pernah suatu kisah, ada anak yang bercita-cita ingin menjadi tukang sampah. Sekilas pasti berpikir, "Ih cita-citanya enggak keren amat sih?" tapi..bertahun-tahun kemudian, si anak mewujudkan impiannya. Tak cuma sampah yang diambilnya. Tapi juga mengelola sampah. Membuat pabrik olahan sampah. Masya Allah, jangan sekali-kali meremehkan cita-cita anak ya, Mom :)

Hari menjelang siang.Sesi Dr Yesi selesai. Dilanjutkan sesi sosialisai vaksinasi. Aku masih sibuk menemani Aisyah yang mulai bosan di dalam ruangan. Maunya berjalan atau digendong keluar. Padahal ruangannya ber-AC enggak panas, tapi Aisyah bosan. Diajak ke ruangan lain untuk menyusui, eh malah main kran air, hadeeh... rempongnya hahaha... tapi senang banget bisa kumpul dengan ibu hebat di sini. Jadi ketagihan pengen belajar terus biar tidak merasa sendirian. Oiya belum dibahas ya menjadi Beautiful Mom? Kisah selanjutnya aja ya aku bahas :) Tapi, intinya sih ya ibu yang cantik itu tidak harus cantik fisiknya saja. Pakai bedak tebal, lipstik menyala, pakai maskara, body lation, dan kosmetik lainnya. Tapi, lebih ke cantik hatinya, akhlaknya, juga kepribadiannya. Cantik lahir batin deh :) kan enggak mau jadi ibu yang dandannya aduhai tapi pas ngomong menyakitkan hati (suka nyelekit) hihihi... kalo aku sih ya pengennya Menjadi Beautiful Mom benaran :) makanya terus mencari ilmu hihihi...

Aku dan Bu Yesi, si Ummahat yang Hebat

Bersama peserta dan anak-anak yang heboh,  Mother, You Are So Wonderful

Demikian sharingku di kelas parenting ya, semoga sahabat Smart Mom dapat mengambil ibrohnya. Selanjutnya tinggal praktik nih. Oiya di acara kemarin, aku bertanya dan dapat door prize aiih asyik banget deh :) Ada 2 kotak yogurt, nutrisari, dan mug. Pas banget deh buat aku. Hari itu memang luar biasa. Aku jadi makin semangat menyambut dan mengemban amanah menjadi ibu hebat bagi ketiga anak-anakku. Yuk, sahabat Smart Mom terus belajar menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita. Selamat Hari Ibu!

Hasil bertanya dapat door prize


20 komentar untuk "Belajar Menjadi Ibu Hebat : Mother, You Are So Wonderful"

  1. Aku juga pengen banget ikut seminar parenting gini. Bermanfaat banget ya maak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, dapat ilmua buat penguatan setelah lelah lahir batin terus jadinya tambah energi senang banget :)

      Hapus
  2. Acara yang sarat manfaat yah Mbak, banyak ilmu yang bisa didapat yang kelak bisa dipraktekkan di rumah untuk menjadi ibu yang lebih baik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya alhamdulillah senang dapat ngecas diri sendiri :)

      Hapus
  3. Ibu itu memang luar biasa. Seandainya ada sekolah bagaimana menjadi ibu. :)

    BalasHapus
  4. TFS mba Naqiyah... ilmunya bermanfaat banget nih buat aku yang masih harus banyak belajar jd ibu yang baik :)

    BalasHapus
  5. Ida masih jauuuhh untuk menjadi Mama hebat. Masih tertatih dan sering mewek ngurusin Bidadari Cantik kami. Butuh ikut seminar beginian.

    BalasHapus
  6. Acaranya bagus banget. Makasih udah berbagi ya Mbak. Semoga bisa selalu menjadi wonderful and beautiful mom. Aamiin

    BalasHapus
  7. Ilmu parentingnya bermanfaat banget mbak. Aku masih harus banyak belajar jadi ibu yg baik, apalagi anak2 sudah ABG semua. Mendampingi anak yg masih kecil dan remaja pendekatannya juga beda ya :)

    BalasHapus
  8. Mendidik anak itu tugas yg berat, kdng takut enggak bisa hiks
    TFS ya mbak, bagus materinya :D

    BalasHapus
  9. Seneng banget boleh bawa anak di kelas parenting seperti ini. Soalnya ada juga yang ga boleh karena khawatir ganggu selama acara padahal di situlah letak belajar parenting sekaligus praktek. Eh jadi curhat deh.

    Btw tentang disiplin main HP, anakku akhir-akhir ini ketagihan banget padahal masih toddler. Kalau dilarang, dia nangis terus bahkan terbawa mimpi. Sebelum makin parah, jadinya aku ga pegang HP di dekat dia.

    BalasHapus
  10. Mba, kesetrum banget sama kisah si Emon.. Membersamai anak memang bukan perkara mudah ya mba, apalagi drama tanpa ART huhu.. TFS mba..

    BalasHapus
  11. emang ya...harus belajar dari dalam rumah sendiri dan lingkungan sendiri. Kisah emon ini menggelitik kita bahwa lingkungan kadang tidak aware terhadap pornografi dan pelecehan seksual

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^