Cara Mengirimkan Karya Anak Ke Majalah Ummi

Assalamualaikum, apakabar sahabat Smart Mom, semoga sehat ya. Kali ini aku mau cerita mengenai karya Faris, anak pertamaku dimuat di Majalah Ummi Edisi Desember 2015. 

Awalnya karya ini dikirim menjelang ujain kenaikan kelas, dari kelas 3 ke kelas 4, jadi pas biodatanya belum ditulis kelas 4 hihihi...  lalu, lama tidak ada kabar, aku memberanikan diri bertanya kepada redaksinya. Apakah tulisan Faris layak atau tidak. Ternyata, kata tim redaksi, karya Faris belum diterima, sehingga diminta dikirim ulang. Wah, aku langsung kirim email ulang deh :)


Karya Faris di Majalah Ummi Edisi Desember

Ini karya Faris kedua dimuat di media. Sebelumnya, ada puisi Faris yang dimuat di Kompas Juli 2015. Kenapa aku menemani Faris belajar menulis? Ya, kupikir ini kesempatan mengembangkan minat anak. Ada beberapa minat yang disukai Faris. Sejak kecil Faris menyukai menggambar. Tapi, sarana menggambar atau untuk mencari guru les tidak ada yang didekat rumah. Ikut les menggambar di sekolah, tapi Faris tidak menyukai mewarnai. Gambarnya tidak diwarnai. Pernah di dekat rumahku tahun 2014, ada pembunuhan tukang tekwan dibunuh tukang donat. Pulang dari melihat orang keramaian itu, Faris langsung menggambar.

Komik Faris Setelah Melihat Kejadian
Nah, melihat gambar itu, aku merasa, Faris memiliki daya imajinasi yang tinggi. Faris senang menggambar apa yang dia lihat dan dia baca. Ya, serem ajakan kalo Faris ampe berimajinasi kejadian pembunuhan itu? Huaaah...emang sih waktu itu kondisi di sekitar rumahku yang di Lampung mencekam banget. Ada beberapa polisi dan masyarakat ramai melihat lokasi kejadian.

Balik ke kreativitas Faris menggambar, Faris memang suka menggambar komik dan apa yang dilihatnya. Nah, kukira karya perdana Faris yang akan dimuat adalah menggambar, ternyata Faris selalu enggak mau diajak mewarnai, selalu gagal total, padahal lumayan loh hasil gambarnya :)

Komik Faris Tanpa Warna

Gambar Faris Setelah Tokoh Yang Dibacanya
Nah, setelah Faris gigih enggak mau mewarnai gambarnya, aku lalu mencoba mengajak Faris menulis. Ini bukan tiba-tiba Faris menyukai menulis loh. Saat kelas 1 dan kelas 2, Faris tidak menyukai buku yang tebal. Faris lebih memilih pict book. Lalu lihat majalah juga yang dibaca gambar aja. Membaca tulisan panjang tidak mau. Ada PR mengarang, Faris marah. Faris ngambek enggak mau mengerjakan, paling pol cuma 2 paragraf. Huaah, emaknya tarik napas panjaaaaang...

Namun, aku tetap semangat menemukan minat Faris. Ya enggak apalah kalo Faris belum menyukai menulis. Aku dan suami memang tidak memaksakan anak mau jadi apa. Hanya saja, kami ingin anak kami segera bebas finasial, biar bisa nikah muda hahaha....

Lalu, ketika pindah ke Padang, sekolah Faris mewajibkan anaknya menulis tangan, mencatat dan PR dengan banyaaaak banget. Termasuk tugas mengarang. Sepertinya inilah bermula Faris terangsang untuk menulis. Ya, bagai keluar semua apa yang selama ini dapatkan dari kebiasaan keluarga kami. Sejak dini kami mengajak Faris menyukai buku. Faris kami ajak ke toko buku dan bebas memilih buku yang disukainya asal sesuai usianya. Bahkan Faris pernah menabung untuk membeli buku yang diinginkannya.

Aku juga membelikan buku yang asyik buat anak-anakku, seperti buku ini, bukunya seperti kolam renang, anak-anak jadi suka deh melihat gambarnya dan akhirnya tertarik membacanya  deh :)


Beli Buku Seperti Kolam Renang
Oiya, sebelum Faris mengirimkan tulisannya ke Majalah Ummi, Faris membaca dulu karya yang dimuat sebelumnya. Faris aku kenalkan rubrik Permata sejak Faris bisa membaca. Jadi, Faris sudah mengetahui rubrik yang akan tujunya. Seperti juga kita orang dewasakan? Kalo mau menulis resensi, pasti baca dulu contoh resensi. Kalo mau mengirimkan karya cerita anak, baca dulu  cernak yang dimuat di media tersebut. Jadi, kita enggak asal tembak hihihi....mengenal medan dulu lah ya :) Gitu juga yang aku kenalkan ke Faris. 

Mengenalkan Rubrik Permata Sebelum Kirim Naskah ke Majalah Ummi
Begitulah proses yang kuajarjan Faris dan akhirnya karyanya dimuat di Majalah Ummi Edisi Desember 2015 ini. Buat sahabat Smart Mom yang akan menemani anaknya mengirimkan karya ke Majalah Ummi, caranya :

1. Anak menulis atau mengetik karya asli buatan anak sendiri
2. Orang tua boleh membantu hanya mengetik bukan mendikte apa yang akan ditulis anak
3. Kirim ke email ke kru_ummi@yahoo.com
4. Tulis di badan email kata pengantar
5. Di lampirkan karya anak dan alamat sekolah juga alamat rumah

Contoh emailnya seperti ini :

Contoh Email Mengirim Karya Anak Ke Majalah Ummi

Demikian kisahku menemani Faris mengirimkan karyanya ke Majalah Ummi, semoga bermanfaat. Selamat mencoba :)

18 komentar untuk "Cara Mengirimkan Karya Anak Ke Majalah Ummi"

  1. Semoga Salfa bisa mengikuti jejak Faris kalau sudah bisa baca tulis :)

    BalasHapus
  2. Duuh... seneng ya mbak, bisa memotivasi anak. Kalo saya kurang mendukung anak,kadang nggak sempat. Contoh pas ada lomba mnulis anak, mas davesh lalu menulis. Dia minta tolong diedit dan dikirimkan. Eee.... sayanya kelupaan, udah kelewat DL. Alamak..... nyesel... banget, sampai akhirnya dianya nggak mau nulis lagi. Padahal sebelumnya ia rajin nulis. Hadeh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, yuk memotivasi anak. Kalo dia suka entar diikuti dengan enjoy. Ini Faris sering nulis walau belum rutin.

      Hapus
  3. Faris unik. Seperti seorang ponakan saya, kalo menggambar pake pulpen, gak maupake pinsil, dan tidak diwarnai. Waktu itu dia masih SD kelas 3. Eh, sama gurunya tidak dihargai. Diharuskan pake pinsil dan diwarnai :(

    Faris keren deh ... insya Allah nanti bisa kayak Ummi :) Selamat ya, Faris dan Mbak Naqi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, Faris enggak mau didikte kalo suka gambar dan mewarnai. Waktu TK malah mewarnai pohon dengan warna merah. Katanya, daunnya sedang terbakar :)

      Hapus
  4. Gambarnya faris bagus mbak udah gitu jago nulis lagi jadi pengen kasih semangat anakku juga kayanya udah mulai tertarik utk nulis juga dia

    BalasHapus
  5. Faris hebat yaa, bisa gambar. Saya aja cuma hebat gambar gunung dua biji :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Umminya juga kalah. Ummi enggak bisa gambar hihihi....

      Hapus
  6. Wuaahhh kayanya cocok buat Asma juga nih. :D Dia pandai banget cerita, tapi belum bisa baca dan tulis. Masih belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntar lama-lama juga pintar, disimulasi aja terus, Mbk. Insya Allah Asma juga bisa :)

      Hapus
  7. Balasan
    1. Alhamdulillah terima kasih, semoga bermanfaat :)

      Hapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^