Cerita Anak : Kakek yang Aneh (Dimuat di Lampung Post, 29 Mei 2016)

Assalamualaikum sahabat  Smart Mom,

Ada yang suka membaca cerita anak untuk anak-anaknya atau anaknya sudah bisa baca? Nah, aku mau kasih cerita anak karyaku. Alhamdulillah sudah dimuat di Lampung Post edisi Minggu, 29 Mei 2016.

Cerita anak ini hasil kelas Kurcaci Pos bersama guru cover boy Mas Bambang Irwanto, uhuk... Yang dibicarakan bakal keselek bakso hihi...

Awalnya, cernak ini untuk Koran Kompas. Sayang dikembalikan hiiks. Tak patah semangat aku segera revisi dan mau kirim ulang, tapi... Rubriknya udah tutup, nasib...

Cerita anak ini dapat ide dari keseharian. Aku memilih nama tokoh Neida, Lyta dan Yanti diambil dari nama teman di Komunitas Be a Writer, mereka juga penulis keren loh, ayo tebak nama lengkapnya heheh...

Lalu, konfliknya mengalir aja, aku nulis dalam waktu singkat dan ending teringat lah Film Doraemon yang diputar setiap Hari Minggu, udah lama nontonnya, cuma pas bikin cernak ini aku keingat aja saat Nobita memberikan album foto rumah sebelum direnovasi kepada seorang kakek.

Nah, akhirnya jadi deh cernak ini. Cernak ini aku kirim Kamis dan dimuat Hari Minggu. Alhamdulillah gak pakai lama. Yang mau ngirim ke Lampung Post silakan kirim ke alamat email : lampostminggu@yahoo.com.

Selamat menikmati ya.


Kakek yang Aneh dimuat di Lampung Post, 29 Mei 2016


Kakek yang Aneh
Naqiyyah Syam

“Wah, kamarmu besar sekali!” ujar Neida berdecak kagum.
“Kamu senang? Liburan kita pasti menyenangkan. Lihat, ada terasnya loh!” Lyta menyibak tirai jendela dan membuka pintu teras. Lyta mengajak Neida sepupunya ke teras. Ini pertama kalinya, Neida menginap di rumah baru Lyta. Mereka sering saling berkunjung ketika liburan sekolah.
“Aku yakin, kita akan menemukan pertualangan yang hebat liburan kali ini,” ujar Neida.
“Dari teras ini, kita dapat meneropong.” ujar Lyta mengeluarkan teropongnya.
“Wow, kamu telah menyiapkan semuanya?” Neida mendekat dan mencoba teropong milik Lyta.
“Hei, siapa itu?” Neida menunjuk ke bawah. Seorang lelaki tua bertopi berdiri di sebuah pohon besar di depan rumah Lyta. Matanya tak lepas dengan teropongnya.
“Mana? Coba aku lihat?”
“Ehm..mencurigakan!” kata Neida.
“Ah, apa menariknya?” ujar Lyta. “Yuk, makan siang dulu! Aku lapar! Nanti kita taman kota saja, ada taman baca gratis!” ajak Lyta. Neida mengangguk. Ia mengikuti langkah Lyta, tapi matanya masih ke arah tempat kakek berdiri.

**
“Apa rencana kalian hari ini?” tanya Tante Yanti, ibunya Lyta.
“Kami akan pergi main sepeda ke taman kota, Bu.” kata Lyta.
“Tunggulah agak sore, siang ini panas sekali.” Neida dan Lyta menganguk setuju.
Usai makan siang, Neida dan Lyta kembali ke kamar.
“Kamu masih percaya Kakek itu akan membawa pertualangan baru?” tanya Lyta.
“Yup! Aku yakin sekali! Kakek itu misterius! Selalu berhenti di depan rumahmu!” ujar Neida.
Sorenya, Neida dan Lyta bersepeda ke taman kota.
“Itu taman baca gratisnya. Ayo, kita ke sana!” ajak Lyta.
“Hai, kamu datang dengan siapa?” seorang anak laki-laki seusia mereka mengulurkan tangan. Neida ragu-ragu berkenalan. Anak lelaki itu relawan taman baca keliling.

Dua jam berlalu. Neida dan Lyta berpamitan. Sampai di rumah, Lyta segera mandi. Sedangkan Neida duduk di teras kamar atas.
Hei, ada kakek itu lagi?” dada Neida berdebar keras.
“Lyta! Cepatan mandinya!” Neida mengedor pintu toilet. Tak ada balasan. Neida berdengus kesal. Neida mengintip dari balik tirai jendela. Dari jauh dilihatnya si Kakek sedang mengendap-ngendap menuju pagar.

Mau apa si Kakek? Pikir Neida. Ia segera meneropong. Si Kakek tampak ragu memencet bel yang ada di sisi pagar bagian atas. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Memandang bergantian ke arah benda yang dipegangnya dan ke arah rumah.
“Astaga! Dia penculik!” jerit Neida. Ia berlari keluar kamar menuju pintu depan.
“Sial, kemana si Kakek?!” Neida tertunduk lemas.
“Kamu kenapa? Kok lari-lari?” Lyta menyusul Neida di halaman rumahnya.
“Aku yakin sekali, Kakek itu tadi di bawah pohon itu! Dia pasti mengintai rumahmu. Ayahmu kan lagi dinas luar kota!”
“Ah, mana mungkin! Komplek ini ada satpamnya. Selama ini aman!”
“Kalian sedang apa?” tiba-tiba Romi mendekati mereka. Romi menuntun sepedanya.
“Ada kakek aneh! Ia selalu datang memandang rumahku.” kata Lyta.
“Kakek yang selalu bawa selembar foto?” tanya Romi.
“Foto? Kamu mengenalnya?” selidik Neida. Romi tersenyum penuh misteri.
“Kakek itu bukan penjahat, besok kita temui dia. Hari sudah gelap. Aku harus pulang.” Romi berlalu. Tinggal Neida dan Lyta yang masih penasaran. Neida tak sabar menunggu esok, ia ingin menangkap si kakek misterius itu.
**

Paginya. Neida tertunduk lemas. Saat dibukanya tirai jendela. Kakek itu tak ada. Uh, kemana sih kakek? Neida mengerutu.
“Hei, jangan cemberut, sarapan, yuk!” ajak Lyta. Mereka segera menuju ruang makan. Betapa kagetnya Neida dan Lyta melihat si Kakek dan Romi duduk bersama.
“Ayo sarapan! Kenalkan ini Kakek Martin. Tadi diantar Romi ke rumah kita,” ujar Tante Yanti.
“Rumah Kakek dulu di sini. Setelah istri kakek meninggal, Kakek ikut dengan anak Kakek di kota. Rumah dan tanahnya Kakek jual. Tiba-tiba Kakek kangen melihat rumah ini, tapi rumahnya sudah berbeda hehe...” si Kakek tertawa sampai keluar air mata.
“Oh, Kakek kangen rumah lama ya?” ujar Neida. Kakek Martin mengangguk.
“Tunggu! Aku ada sesuatu untuk Kakek,” Lyta mengambil sesuatu dari lemari ruang tamu
“Ini foto-foto rumah sebelum direnovasi, Kek.” tunjuk Lyta. Kakek terlihat bahagia sekali melihat rumahnya yang penuh kenangan. Kakek Martin kembali meneteskan air mata.
“Betul kan, apa kataku, Kakek itu bukan penjahat,” ujar Romi melirik Neida dan Lyta. Keduanya tertawa.

9 komentar untuk "Cerita Anak : Kakek yang Aneh (Dimuat di Lampung Post, 29 Mei 2016)"

  1. kisahnya bagus bgt mba naqy , sedih seru dan mengalir :) terima kasih ya infonya

    BalasHapus
  2. Aku pingin bget bisa nulis cerita anak kak. Nanti aku konsul sama kakak kalau jadi ya

    BalasHapus
  3. Apik mbak ceritanya sederhana tp mengalir seru. Ajariin bikin kaya gini mbak ^-^

    BalasHapus
  4. Yanti jadi ibunya Kak Lyta. Wkwkwk... Selamaaat ya mbak...

    BalasHapus
  5. Ceritanya baguus.. :)
    Semoga bisa ikutan buat cerita anak.. ;)

    BalasHapus
  6. Ceritanya bagus, mbak.. terimakasih juga sudah berbagi info cara untuk mengirimnya. :)

    BalasHapus
  7. Waah barakallah mbaa..
    Selalu pengen coba bikin cerpen tapi ga berani.. Hiks..
    Harus dicoba ya supaya tau kapasitas diri. Keren mba naqi :)

    BalasHapus
  8. Barakallah, mbak..aku jadi pingin nulis cerita anak juga. Terima kasih mbak🙏

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^