Tere Liye, Penulis Novel Best Seller Dari Sumatera (bagian 2)

Buku-buku Tere Liye

Menurut Tere Liye, penulis yang baik adalah terus menulis. Simpel, melakukan yang terbaik, maka sukses akan menghampirinya. Bila ditanya bagaimana perasaan Tere Liye setelah bukunya sukses bahkan difilmkan, denga kalem dia menjawab : kosong saja. Artinya dia tidak menganggap itu terlalu berlebihan. Bahkan dia suka menulis di fan page dia. Penerbit saja yang mau menerbitkannya. 
Novel yang ditulis di fan page

Novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah ini sebelumnya adalah tulisan yang ditulisnya di fan page. Lalu karena kesibukan Ia tidak bisa melanjutkannya lagi dan memberi pengumuman bahwa Ia tidak menulis lagi tentang ini. Lalu, tak lama Ia dikejutkan dengan sebuah email. Email itu berasal dari TKW Hongkong. Ia sudah 15 tahun di sana, sudah fasih bicara bahasa saja. Ia mengirimkan email kepada Tere Liye dengan tulisan di atasnya : Penting!

Tere Liye tidak menduga jika tulisannya bergaung hingga ke Hongkong. Ternyata TKW tersebut bekerja sebagai Nenek Sitter (hihi...ini julukan dari Tere Liye), menjaga seorang nenek yang sudah jompo. Setiap hari Ia membacakan tulisan dari fan page Tere Liye, sehingga ketika ada pengumuman diberhentikan ceritanya. Si Nenek itu galau luar biasa. ia ingin sekali mengetahui apa akhir dari cerita itu. Si Nenek Sitter bingung bukan alang kepalang, Ia akhirnya mengirimkan email tersebut. Akhirnya, Tere Liye menyelesaikan novel tersebut.


Menulis bagi Tere Liye minimal dapat memenuhi unsur menemani dan menghibur. Ada 3 level dalam menulis novel, yakni :
1. Menemani dan menghibur
2. Bermanfaat
3. Menginspirasi

Tulislah novel dengan syarat level pertama, syukur-syukur naik ke level dua, bahkan ketiga. Asal tidak bertentangan dengan 3 aspek negatif berikut, yakni :

1. Sia-sia
2. Merusak dengan level tengah
3. Merusak dengan besar-besaran (menjadi inspirasi orang lain berbuat salah).

Lalu, sesi tanya jawab dibuka. Beberapa pertanyaan diajukan oleh penanya, seperti :

 Bila menulis novel, Bang Tere mengunaka referensi tidak? Dituliskan di buku atau sebagai daftar pustaka atau tidak?

Ehem, seperti ciri khasnya Tere menjawab dengan santai. Referensi tetap diperlukan, beberapa novel yang memerlukan setting di daerah lain, Ia membaca beberapa buku mengenai daerah tersebut, tapi tak perlu dituliskan di daftarr pustaka.

Kesempatan pertanyaan tidak kulewatkan untuk bertanya, apalagi sebelum acara dimulai, aku sempat melihat rak buku Tere Liye yang dijual sponsor. 

"Salut ya, bukunya cepat banget terbit."
"Ah, jelas saja banyak. Pasti ada tim kreatifnya!" ujar seseorang di sampingku.

Aduh, aku penasaran, benarkah?

Kesempatan itu datang, lalu aku bertanya, "Tere Liye cepat sekali menerbitkan buku dengan jarak berdekatan. Bagaimana tanggapan Tere Liye bila ada yang mengatakan, wajar kok karena ada Ghost Writer atau tim kreatifnya, benarkah?"

Tanya dulu ah, foto by Maya Upasari



Dan Tere Liye menjawab, Ia tidak menggunakan GW atau tim kreatif. Setiap hari Ia hanya menyisikan waktunya selama setengah jam untuk menulis. Selebihnya Ia bekerja sebagai akuntan. Ia menulis novel dalam setahun hanya 3 novel, tidak terlalu cepat sih. Bagaimana caranya? Ya, seperti tips di atas ^_^


"Lalu, mengapa menggunakan nama Tere Liye, apa artinya?" Tanya penanya yang lain.

Mau jawaban yang sebenarnya atau yang dibuat-buat?

1. Jawaban yang sebenarnya : Tere Liye diambil dari nama lagu disebuah film India. Ia asal comot saja. Setelah banyak orang bertanya artinya, barulah Ia mencari artinya, alhamdulillah artinya bagus, yakni Tere Liye = Untukmu. Kini, bila ditanya, Ia ada jawaban yang lebih baik.

2. Tere Liye = Untukmu.
Jawaban kedua yang dibuatnya adalah ingin menulis untuk istri, anak, kucing kesayangan dan utama menulis untuk Allah SWT. Nah, jika masih bertanya, pilih yang mana? Silakan pilih jawabannya ya :)



TL action, foto by  Rinta
Diakhir acara setiap Tere  Liye memilih closing dengan seragam. Buat yang protes, salah siapa ikutan acara Tere Liye acara dia hehhe...ini pesan tersebut :)


 Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun.  Jika menanam pohon 20 tahun hasilnya akan tumbuh pohon yang besar, daun yang rimbun dan ranting yang banyak. Analoginya begini, jika saja seorang Tere belajar menulis sejak usia 8 tahun, sangat wajar jika sekarang usia 34 tahun Ia sudah menjadi penulis karena rentang 20 tahun telah dilewatinya. Tapi.... kamu belum terlambat.

Jika selama 20 tahun yang lalu kamu belum mulai menanam pohon (baca belajar menulis). Ada satu resep lagi. Yakni, menanam pohon sekarang juga. Nah, setelah itu tidak ada kesempatan lagi. Camkan nasehat ini dan jangan sampai terlambat. Wiiih.... 20 tahun? Memetik hasil dari kegiatan menulis.

Hayya, jadi ingat zaman aku SD aku suka menulis surat kepada para artis. Minta post cardnya, minta fotonya dan mengirimkan puisi-puisike Majalah Bobo dan sahabat pena. Aduuuh...beneran ya, nulis itu karena dibiasakan menjadi bisa:)

Usai acara. Seperti biasa Tere Liye tidak menerima sesi foto bersama. Ia langsung menghilang. Ups, buku-buku yang ingin ditandatangi disatukan disatu tempat. Wah, tak mau kehilangan kesempatan, aku mengikuti kemana Tere Liye menandatagani buku tersebut. Alhamdulillah bisa masuk ruangan. Kebetulan kenal ama panitia anak-anak Polinela. Makasih ya udah diberi kesempatan foto-foto.

Memulai dialog, aku menyampaikan salam dari Mas Ali Muakhir (pesan Mas Alee di Whats App). Nah, pas lagi tanda tangan Tere Liye bilang, "Mas Ali Muakhir pernah ke Lampung? Beliau juga sangat produktif, buku anaknya banyak banget," 

Dan akhirnya aku bisa SKSD minta foto-foto. "Oke, silakan foto-foto tapi saya enggak mau pose, ya!" Jiaaaaaaaah...gak papa deh :) Pasukan FLP kuajak masuk, xixiix....

Sibuk foto, Bang TL cuek aja... :)


Tak lama Tere Liye mulai sibuk menandatangani buku-buku peserta yang membeli bukunya. Ada sekitar 3 kardus. Wiih, keren euy!  Bukunya dibeli peserta. Mantaaaaaaaap. Keren juga panitia mendesign acaranya. Walau peserta tidak diwajibkan membeli buku, tapi mereka menyiapkan bazar bukunya kerjasama denggan toko buku Bandung Center. Keren loh. FLP Lampung juga dapat rezeki. Toko buku tersebut menghampiri kami.

"Silakan pilih buku yang di bawah Bu, pilih apa saja, kami akan menyumbang untuk Taman Baca FLP, kami tahu infonya dari twitter." 

Subhanallah...jadi ngetweet selama ini bisa buat promo taman baca ya? Hihihi... Terima kasih Pak Eko atas bantuannya, semoga FLP Lampung bisa kerjasama. No hpnya sudah kusave, besok-besok kalo aku launching buku, mau juga ah kerjasama xixixi (azas manfaat).

Pak Eko memberikan sumbangan buku untuk Taman Baca FLP Lampung

Alhamdulillah ikut acara ini semakin memberikan semangat bagiku dan teman-teman FLP Lampung. Bahwa menulis itu tidak bisa instan. Penulis yang baik harus memulai dari sekarang juga. Tak ada kata terlambat, ayo asa semangatmu dan buktikan 20 tahun mendatang ^_^

Semoga ceritaku bermanfaat ya :)


Baca Juga : 

16 komentar untuk "Tere Liye, Penulis Novel Best Seller Dari Sumatera (bagian 2)"

  1. wah, asik dan seru ya mbak acaranya. makasih udah berbagi cerita ^-^

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, Mbk. Gaya kocaknya bikin enggak ngantuk.

      Hapus
  2. mungkin lagi pada sibuk dik, jadi belum sempat komen. Tq infonya ya, saya salah seorang pembaca karya- karya Tere Liye..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ternyata setting blogku bermasalah, Mbk. Enggak keluar komen2nya, makanya aku heran ^__^

      Hapus
  3. tq for sharing dik, aku juga penyuka karya- karya Tere Liye..

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. bang tere cuek banget yaa. yang di belakang udah pose cetar gitu, dia kalem aja.
    hihii :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, orangnya simple banget :D tak mau berfoto ^_^

      Hapus
  6. thanks kak.. infonya.. wowo.. gak sia-sia aku jadi Folower Blog ini.. mantap terus isinya..!!

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah. Melihat TL dr sudut pdg yayuk....

    BalasHapus
  8. Nah ini terjawab tentang GW itu. Wah.. Dia mulai menulis sejak usia 8 tahun? Wow.. Wow...

    BalasHapus
  9. waahh senang membacanyaaa dikk
    lihat fotonya aduh kacian bangeeett TLnya cueekk hahaaha belakangnya jejingkrakan wkwkwk

    BalasHapus
  10. Mantap, selamat berkarya. Kami tunggu karya buku Mb Naqi..

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^