Malam Pertama di Kota Padang


Lanjutan kisah pertualangan keluargaku pindahan ke Padang ya. Saat nyampe di bandara, kami sudah menghubungi keluarga jauh yang bersedia memberi tumpangan nginap dan juga teman suami yang katanya juga siap menerima tamu. Kami menunggu jemputan deh :)

Bandara Internasional Minang Kabau
Malam terus merangkak,  mendadak keluarga yang mau jemput dan ngasih tumpangan SMS kalo keluarga suaminya ada yang meninggal jadi tidak bisa menjemput di bandara. Lalu, teman suami juga membatalkan. Jiaaaaaah...gimana nasib kami?

anak-anak sudah lelah dan lapar :)
 Lalu suami ngajak ke rumah yang dijanjikan temannya. Kami sekeluarga menuju lokasi rumah yang dimaksud. perut udah keroncongan belum makan nih. Jadilah menahan rasa lapar, suami yang turun ngecek rumah. Sebenarnya sudah ada 1 calon rumah yang akan disewa, tapi jarak dari sekolah Faris nanti lumayan jauh, kuatir Faris kecapekan dan suami juga bakal ke Lampung lagi setelah mengantar kami. Jadi...masih memilih rumah yang lebih dekat. Tak lama suami ke mobil lagi setelah ngecek rumah yang di maksud, ternyata rumah yang dijanjikan siap ditempati bahkan dijanjikan sudah ada kasur dan lain-lainnya itu belum siap. Rumahnya tanpa keramik. Bahkan jika kalo kami jadi nyewa baru mau dikasih karpet plastik *tepok jidat*

Akhirnya kami mampir dulu makan malam di rumah makan Padang, Rumah Makan Sederhana. Makan dengan lahap karena laper banget xixiixi...jadi nggak sempat foto loh, tapi ya itu namanya rumah makan sederhana, harganya tidak seserhana namanya :D

Usai makan, kami berburu penginapan yang murah sesuai budget. Info dari supir sih ada penginapan yang Rp. 150 ribu/malam. Jadilah kami mencari-cari. Putar sana-sini, mampir ke penginapan A, ternyata penuh. Lanjut ke penginapan B, ternyata tidak buka saudaranya ada yang meninggal, lalu ke penginapan C lagi-lagi penuh. Malam yang kian larut, badan udah penat banget mau istirahat. Akhirnya suami memilih hotel untuk kami menginap.

foto diambil ketika pagi harinya
Nyampe di kamar langsung pengen rebahan, tapi kok pengen mandi ya? Soalnya badan lengket keringat nih. Masuk kamar mandi nyoba-nyoba kran, horeeeeee ada air hangatnya. Dengan happy Bumil mandi air hangat, Faris juga ikutan mandi malam-malam. Hanya Fatih yang sudah tertidur dengan pulas. Badannya dlilap dengan air hangat, dikasih minyak kayu putih dan ganti baju. Usai sholat, kamipun pulas tertidur. Alhamdulillah bisa istirahat :)




Pagi menjelma, belum ada rencana mau kemana-mana, badan masih letih sekali. Mengingat sebelum berangkat 2 minggu estafet ngepak barang, bersihkan gudang, hingga menjelang berangkat ke Padang masihh mencari mobil untuk angkut barang. Ceritanya begini, dari hari Jumat yang angkut barang dengan mobil kakak ipar, ditunggu nggak datang juga Sabtu pagi nggak juga datang. Beliau baru datang jam 10 malam Minggu. Bayangkan malam-malam datang dan bilang mau angkut barang malam itu juga? Ya Rabb, Bumil udah tepar kalo harus merapikan barang-barang. Lalu, jelang jam 12 malam, Kakak Ipar berubah pikiran, dilihatnya barang yang akan dibawa cukup banyak dan menyarankan mendingan sewa truk saja dibanding harus beli barang-barang lagi di Padang, mengingat kami boyongan sekeluarga. Akhirnya suami ikutan keleyengan euy mikirin truk mana yang bakal disewa, badan udah masuk angin beberes ini itu, kini mobil belum tau juntrungan untuk angkut barang.

Paginya, suami sibuk menelpon truk ekpedisi. Rata-rata menawarkan harga yang diluar budget kami. Ada yang 9 juta, 7 juta dan ada yang sanggupnya baru Senin angkat barang, sedangkan Minggu jam 12.00 WIB kami sudah harus naik pesawat. Siapa yang bisa mengecek barang diangkut?

Desti-aku-Mbk Maya (foto koleksi Desti)
Jelang jam 9 pagi baru ada kejelasan truk yang mau angkat barang adalah truk dari kampung suami, orang yang cukup dikenal Kakak Ipar dan Kakak Ipar bersedia mengawal barang-barang yang akan diangkut.  Akhirnya setelah nego-nego, kami memilik truk dengan budget 6,5 juta.

Pagi itu super sibuuk...syukur banget ada bala bantuan, Ada Mbk Maya uspasari, Destiani, Jarwo (datang sebentar karena mau ada acara) dan beberapa tetanggaku yang bantu ngepak barang. Tak ketinggalan Mar dan suami juga tiba dari Kota Gajah. Wiiih kangen terobati Mar datang juga (Mar saudara angkatku yang pernah tinggal di Bengkulu).

Pukul 11.00 WIB aku baru mandi en siap-siap berangkat. Baru ingat untuk makan siang di bandara nanti apa ya? Akhirnya minta tolong Desti membeli ayam goreng dan jajanan. Kebit-kebit juga nunggu Desti datang, pasalnya mobil Mbk Rini (Kakak Iparku satunya) sudah datang untuk mengantar ke bandara. Pukul 11.30 WIB Desti datang paaaaaaaaas banget mau naik mobil. Suami udah bilang, "Cepat Mi, cepaaaat!" Tapi nggak afdol kalo belum foto-foto, xixiixi...........

Nah, gitu deh akhirnya kami bertualang ke Padang. Balik cerita di hotel ya. Paginya kami sarapan, anak-anak enjoy bisa nonton kartun, mainan, jiaaaaaah Ummi dan Abinya sibuk berhitung. Ini hotel Rp. 375 ribu/ malam.
menu sarapan di hotel

Usai makan anak-anak nonton lagi di kamar. Badan masih penat pengennya istirahat aja, bermalas-malasan. Tapi...waktu bergerak terus. Ini rencana mau kemana saja? Menjelang siang saudaraku menelpon, Ayuk Icut menawarkan menginap di rumah saja. Alhamdulillah...akhirnya ada juga tujuan :v berasa deh sendirian banget :) Ada juga anak FLP bolak-balik SMS nanya posisi, Makasih ya Fauzul dan Mardinata.


suasana di kamar
Makan siang kami ke luar mencari rumah makan sederhana di samping hotel. Faris makan dengan rendang, Fatih pengennya ayam goreng. Waduh, di rumah makan nggak ada. Dibujuk dengan telur, Fatih nggak mau. "Pake rendang aja, Bu," ujar pemilik warung. Oalaaaaaah...Fatih mana mau makan rendang xixiix.... "Ada stok ayam nggak Bu, minta tolong digoreng," pinta suami. Syukurnya ibu pemilih warung punya stok ayam yang sudah diungkep. Akhirnya Fatih makan ayam goreng deh....

Pulang ke hotel kami siap berkemas. Sore ini kami akan menyewa taxsi menuju sekolah Faris, rumah yang akan di sewa dan terakhir ke rumah Ayuk Icut (eh...sebenarnya namanya Ani, udah 14 tahun di Padang. Tapi, kenalnya di Jambi manggilnya tetap pake Ayuk :D).

Usai Asar, kami meninggalkan hotel, waaah...dikira hingga Asar harga tetap sama, ternyata kena cas Rp 100 ribu lagi huhuhu......tau begini, siang tadi udah cek out deh :(

lapor dulu ah :)
foto di Hotel



#Bersambung

13 komentar untuk "Malam Pertama di Kota Padang"

  1. Mahal nian biaya pindah rumahmu mbak :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. he eh Mbk, hiks....jika boleh tetap di istana biru aja......

      Hapus
  2. ditunggu sambungan ceritanya ya ;)

    BalasHapus
  3. Luar biasa kalo pindahan itu ya mak, cape jiwa raga dan dompet xixixiii....

    BalasHapus
  4. ditunggu cerita di padangnya, aku masih pingin ke sana, doain akhir september kalau jadi

    BalasHapus
  5. Mahal juga biaya ekspedisinya ya, Mba. . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang termurah itu 6, 5 juta mahaaaaaaal banget emang pindahan itu.

      Hapus
  6. aku kira lagi ada di nikahan orang kak ternyata itu di hotel :P

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^