7 Tips Menjadi Sahabat Anak dengan Cara Menjalin Komunikasi




Assalamualaikum sahabat Smart Mom,

[Parenting] 7 Tips Menjadi Sahabat Anak dengan Cara Menjalin Komunikasi. Pernah adu urat dengan anak mengenai aturan di rumah? Aku pernah banget. Menghadapi Faris (10 tahun) akan berbeda dengan menghadapi Fatih (4,5 tahun). Faris sudah mulai berani melawan dan protes jika tidak setuju. Kadang gregetan banget harus diingatkan terus sampai mulut harus berbusa-busa hihi... kalau sudah banyak ngomong, pasti dibilang, "Ummi cerewet!" duu... padahal kan ya buat kebaikan anak sendiri. 

Puncaknya Faris pernah ngambek dan marah. Faris pernah menghapuskan foto yang ada di dalam hpku. Saat itu aku shock dan merasakan, "Wah, aku ada jarak nih dengan Faris!" aku sadari terlalu sibuk persiapan pindahan ke Lampung, sehingga jarang ngobrol lagi. Apalagi aku ngepak barang sendirian, baru menjelang hari H aku mendapat bantuan dari beberapa orang dekat rumah. Duuh, sempat stres menghadapi si sulung :)
Namun, belajar dari kejadian itu, aku langsung menjalin komunikasi lebih intens. Ya, aku enggak mau dong, anak sulungku yang menjelang remaja ini menjauh dariku. Aku pengen Faris yang dulu yang bersahabat, yang suka curhat segala hal dan masih pengen kelonan hihi... maka, aku melakukan beberapa hal untuk mengakrabkan hubungan kami lagi. Berikut 7 Tips Menjadi Sahabat Anak dengan Cara Menjalin Komunikasi yang telah aku lakukan : 

1. Memiliki Waktu Khusus
Faris biasanya diantar dan dijemput dengan Abinya. Aku lebih banyak di rumah dengan adik-adiknya. Tapi, seminggu sekali aku sempatkan menjemput Faris ke sekolahnya. Pulang sekolah kami nge-date makan bareng. Faris biasanya suka makan mie goreng dan aku memesan bakso. Nah, saat makan inilah biasanya akan keluar macam-macam uneg-uneg Faris karena kami hanya berduaan. Ya, waktu khusus khusus berduaan di rumah itu semakin sulit karena adik-adiknya suka nempel Umminya. Jadinya, Faris suka carmuk alias cari muka dengan ngajak "perang" beda pendapat. Nah, sejak sering menyiapkan waktu khusus, Faris sudah mau lebih menurut. Ini penting banget karena anak akan merasa spesial dan disayang orang tuanya, terutama ibunya.

Menjemput Faris di sekolahnya :) susah diajak selfie hiks...


2. Mendengarkan
Saat berdua, biasanya Faris akan mudah cerita. Faris akan bercerita di sekolah ada teman yang suka ngobrol, teman yang suka malak, guru yang suka mengancam, PR yang sulit, hingga mengungkapkan sedih akan pindahan. Duuh, kadang merasa bersalah ngajak anak pindah-pindah begini ya. Untunglah Faris sudah beradaptasi :)
3. Gali Informasi Lebih Banyak
"Ummi, itu ada Sate Pono!" tunjuk Faris. Saat itu ada seorang bapak mendorong gerobak sate. Kami baru saja keluar dari areal Bakso Mas Pepen tempat kami makan. Lalu di atas motor kami masih berlanjut mengobrol.

Faris : "Kalau ditambah R jadi Sate Porno!"
Ummi : "Hah? Mas Faris tahu apa itu porno?" (kaget dan deg-degan)
Faris : "Tahulah, Mi. Itu yang ada di pelajaran PKn Mamas."
Ummi : "Emangnya gimana dipelajaran PKn?"
Faris : "Orang yang akhlaknya tidak baik, Mi karena nonton video porno dan melakukannya."
Ummi : "Faris tahu apa saja? Jangan diikuti ya, Mas."
Faris : diam saja

Diskusiku sampai di sini saja, tapi aku yakin Faris paham maksudku. Tak bisa dipungkiri banyak banget PR yang harus aku lakukan. Pornografi sudah banyak mengintai anak-anak. Walau anak-anak direm nonton TV, pemakaian HP, tapi omongan antar teman di sekolah bagaimana? Susah diremkan? Duuh, jadilah aku harus selalu menggali informasi sejauh mana Faris memahami dan menjaga diri agar tidak mengikuti.

Makan bareng berdua si sulung :)

4. Bercerita Tentang Diri Sendiri
Aku dan suami sering bercerita mengenai diri sendiri di masa kecil dengan anak-anak. Hal ini untuk memotivasi Faris agar jangan mudah mengeluh dengan keadaan. Apalagi jika menghadapi PR yang sulit atau punya teman yang nakal. Abinya suka bercerita dalam menuntut ilmu, Abinya harus tinggal di rumah pamannya. Harus tahan membantu pekerjaan rumah tangga. Keras yang dialami Abinya masa kecil membentuk Abinya pantang menyerah. Semangat ini kami tularkan kepada anak-anak kami :)

5. Nasehat dengan Cinta
Jika memberikan nasehat, pilihlah kata-kata yang indah dan mudah dimengerti anak-anak. Aku kadang terpleset dan bikin Faris salah mengerti. Contohnya saja : "Ya udah deh kalau enggak mau ikut aturan Ummi, cari aja Ummi lain!" Astaghfirllah.... saat mengucap itu aku merasa Dejavu. Masa kecilku pernah ditakut-takuti Ibu kalau enggak nurut, ya udah cari Ibu lain saja! Dan aku langsung ketakutan enggak mau deh melawan Ibu lagi. Tapi, kondisi ini beda dengan Faris. Faris menjawab dengan frontal, Faris naik sepeda jauh banget di malam hari saat hujan-hujanan. Duuh, bikin gemetaran karena mainnya cukup lama. Sejak itu aku minta maaf, enggak akan mengulang kata-kata itu lagi. Duuh, maafkan Ummi ya, Mas hiiks *sangat menyesal*

6. Pilih Lingkungan Rumah yang Baik
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi anak-anak. Jika temannya baik, maka anak akan ikut baik. Jika temannya suka melawan orang tua, anak-anak akan mencontoh. Misalnya, Faris kami beri aturan untuk sholat 5 waktu dan sholat  Maghrib dan Isya di Masjid, tapi melihat teman-temannya tidak menjalankan sholat 5 waktu, Faris jadi uring-uringan. Dibujuk sholat tepat waktu susahnya minta ampun. Alhamdulillah sekarang sudah di Lampung dan lingkungan sekitar rumah kami sangat kondusif untuk Faris agar cinta masjid.
7. Doa
Terus berdoa agar mampu mendidik anak menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Terus belajar menjadi orang tua yang mampu menghadirkan anak yang tangguh. Lingkungan memang mempengaruhi, tapi didikan di keluarga jauh lebih utama. Maka, bawalah anak-anak dalam doamu. Minta Allah melindunginya. Kami sendiri jika Faris sedang ujian, kami melakukan sholat hajat agar Faris dimudahkan dalam mengerjakan soal.

Usil banget ya Mas Faris? Hihihi.....


Setelah melakukan 7 Tips di atas, aku merasakan banyak manfaatnya. Aku kini lebih mudah memantau perkembangan emosi Faris. Kedua, Faris sudah mau diberi nasehat lagi. Ketiga, kami dapat menjadi tim yang solid dalam menjaga adik-adiknya. Nah, sahabat Smart Mom, begitulah pengalamanku, semoga 7 Tips Menjadi Sahabat Anak dengan Cara Menjalin Komunikasi di atas bermanfaat ya. 

29 komentar untuk "7 Tips Menjadi Sahabat Anak dengan Cara Menjalin Komunikasi"

  1. siapkan waktu khusus untuk anak bisa mempererat ikatan ya mbak

    BalasHapus
  2. Pada point ke 6 tentang memilih lingkungan yang baik itu seperti untung-untungan ya mbak. Terkadang kaau kita dapat lingkungan yang baik untuk anak itu bersyukur sekali, tapi kalau sebaliknya jadi bingung sendiri harus bagaimana. Di rumah di didik baik eh lingkungan yang nggak support. Tapi harus tetap semangat dan nggak boleh mengeuh karena anak titipan dari Allah. :) makasi mbak Naqiyah sudah berbagi pengalaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, iya lingkungan itu faktor mendukung yang penting penguatan dari rumah

      Hapus
  3. Wah bener banget mba, anakku yang sulung juga gitu. Harus ada waktu khusus dengannya biar mau cerita...

    Btw nama anak kita samaan dari huruf F yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah iya ya, salam kenal buat F nya, Mbk.

      Betul Mbk, perlu waktu khusus

      Hapus
  4. wah manisnya, semoga ilmu positifnya bisa menebarkan cinta ya mak

    BalasHapus
  5. Pilih Lingkungan Yang Baik, ya, bener, Mbak, lingkungan juga berpengaruh terhadap karakter dari anak-anak.. Kalau lingkungan baik, Insya Allah, pengaruhnya juga baik ke anak-anak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah iya, anak-anak kan cepat banget meniru orang di sekitarnya.

      Hapus
    2. Sya setuju. Lingkungan juga berpengaruh besar apakah mau jadi baik atau buruk.

      Orang tua bertanggung jawab besar maau menjadkkan sperti apa anaknya.

      Ibarat kertas kosong bila ditulis dengan pena akan ada bekasnya. Begitu juga anak bila kita bertindak akan ada bekas bekasnya.

      Itu saja. Maaf kalo salah

      Hapus
  6. Tentang menggali informasi dan waktu khusus, ini menjadi catatan untuk saya pribadi, karena kadang kalau sudah sibuk dengan pekerjaan, seringnya lupa bahwa saya pun harus membagi waktu dengan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbk, kadang kita merasa anak pasti paham kesibukan Ortu, tapi sebenarnya mereka butuh kita diskusi

      Hapus
    2. Perlu jadi pelajaran juga untuk calon orang tua yang lain agar menjadi pemelajaran untuk mendidik putra putrinya menjadi berakhlak mulia

      Hapus
  7. Ga sabar anakku segede mas faris hehehe pengen nerapin ini :)

    BalasHapus
  8. Memang harus ekstra sabar menghadapi anak, ya Mbak... Kalo udah emosi kadang omongan kita suka gak kontrol. Yang kena dampak anaknya juga. Saya juga harus banyak belajar, nih. :)

    BalasHapus
  9. tapi tergantung anak ya, anak sulungku pelit sekali bercerita , walau sudah dipancing juga tetap irit. Tapi dia akan bercerita kalau memang ada hal ayng penting. beda denagn anak keduaku apa saja diceritakan , samapi yang remeh2

    BalasHapus
  10. Pe er banget nih buat aku mengelola emosi, anakku strong willed :) makasih mba..:*

    BalasHapus
  11. Kalau aku yg sulit lingkungannya Mbak...omongannya jorok2...

    BalasHapus
  12. hahahhah itu Mas Fariz ampon ya usilnya, sama persis sahabat cewe dirumah tuh kalo diajak poto ya begituuh, ga banget wkwkkk

    ahhh... anak emang sahabat banget buatku juga mak.

    BalasHapus
  13. Kalau untuk anak 3-4th gimana mbk? ANAKku sering elpar2 barang.. semenjak sering main diluar sama temen2nya.. umi nya sering jahut di dalam.. jd pantau sesekali aja.. pulang2 ada aja tingkah anehnya.. minta tips anak 3-4th ya mbk.. anak segtu kan mudah banget niru nya.. semua dikira bener.

    BalasHapus
  14. Kalau dah remaja, ada lagi kendalanya mbak Naqi. Anakku sulung, laki, waktu kecil itu extrovert ceriaa rame, makin gede makin pendiem. Cenderung introvert. Nah adiknya super extrovert. Udah deh perang mulu.
    Saya juga tiap hari terus mencari trik pdkt jitu buat si sulung. Ga pgn punya anak pendiem. Kasihan kalo ga bisa curhat.

    BalasHapus
  15. Aaargh pengen nangis Mbak. Berasa aku salah banyak banget mendidik anak... *padahal belom punya anak. Makasih sharingnya Mbak... anak2 emang harus dididik dgn cinta dan intens komunikasi... hiks

    BalasHapus
  16. Menginspirasi sekali mb.. pas buat bekal kita-kita yang lagi cari pasangan.. #eh

    BalasHapus
  17. Informasi yang kece untuk calon bapak.

    Bapak jga harus tau. Kalo calon istrinya belum tau bgaiamana mendidik anak yang baik dan sesuai syariah..

    Postingan yang top de best deh.

    #Blogwalkingan

    BalasHapus
  18. INspirasi juga untuk calon bapak atau yg yang sudah merasakan jadi bapak bagi anak anaknya.


    Luar biasa atas aspirasi sharingnya tentang parenting

    #Blogwalkingan

    BalasHapus
  19. ah iyaa kadang lupa jadi orang tua maunya sok merintah padahal kan anak butuh ditempatkan sebagai teman juga...tfs mbak :)

    BalasHapus
  20. Di buku PKn ada kalimat itu ya?:) Wah, itu guru dan ortu emang mesti siang menghadapi pertanyaan lanjutan ya.

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^