Tips Menjaga Keluarga Dari Bahaya LGBT

Seminar Cegah dan Tangkal Anak Menjadi LGBT



Assalamualaikum sahabat Smart Mom,

Pada Hari Sabtu, 20 Februari yang lalu aku mengikuti Seminar Cegah dan Tangkal Anak dari LGBT di Aula LKKS (BKSS) Sumbar. Acara ini mendatangkan Founder dan Konselor Yayasan Peduli Sahabat, Sinyo Egie.

"Mohon datangnya sebelum jam 8 ya, Bu. Lewat 500 peserta, akan dialihkan hari Ahadnya, karena yang mendaftar sudah 900 orang. Sedangkan tempat tidak mencukupi." kata panitia.

Mengetahui itu, aku sempat bimbang. Gimana ya datang sepagi itu meninggalkan tiga anak bersama Abinya. Apakah suamiku mau? Akhirnya aku diskusikan dengan suami bahwa aku harus datang lebih pagi agar masuk kuota hari pertama. Sebab, Hari Ahad aku sudah ada agenda untuk ikut Pelatihan MPASI. Alhamdulillah suami mendukung dan bersedia menjaga anak-anak. Apalagi, seminar ini tidak mengizinkan membawa anak di atas 2 tahun atau lewat menyusui sebab banyak istilah sex yang tidak boleh didengar oleh anak-anak.


Pagi sekitar pukul 07.30 WIB aku berangkat dari rumah. Dengan patokan kalau Aula LKKS (BKSS) dekat dengan Masjid Raya. Alhamdulillah aku sampai lokasi Pukul 08.00 WIB dan tidak lama mengantri. Wow, pesertanya sudah cukup banyak loh!
Meja Pendaftaran Seminar Cegah dan Tangkal Anak dari LGBT
Meja Pendaftaran Seminar Cegah dan Tangkal Anak dari LGBT
Rela Anti Demi Ikut Seminar Cegah dan Tangkal Anak dari LGBT
Rela Anti Demi Ikut Seminar Cegah dan Tangkal Anak dari LGBT


Panitia cukup jeli, acara ini pesertanya banyak para guru dan perwakilan instansi. Apalagi acaranya cukup pagi. Panitia juga menyiapkan warung sarapan dadakan :) Wah, asyik juga tuh ya? Alhamdulillah pagi itu aku sempat sarapan di rumah, jadi bisa menghemat hihihi....


Usai mendaftar, aku naik ke lantai 2 dan segera menuju ruangan. Di depan pintu masuk sebenarnya ada bazae buku, jilbab dan lainnya. Tapi, aku enggak tertarik melihat. Soalnya udah enggak sabar pengen dapat ilmu dari pemateri seminar :)

Sampai di ruangan, mataku segera menyapu ruangan dan mencari tempat duduk yang stategis, beruntung aku mendapatkan kursi kosong di samping bu guru dari Padang Panjang, Bu Yulfianti Musri ini adalah seorang guru SMK N 1 Pariaman.  Beliau sudah sejak lama bergabung di group FB, Peduli Sahabat.

"Saya senang ilmunya di group Peduli Sahabat, bermanfaat untuk saya sebagai guru dalam menghadapi anak murid di sekolah," ujar Bu Yulfa.


Teman seru selama ikut seminar Bu Yulfianti Musri
Tak lama, acara dibuka dengan tilawah dan kata sambutan-kata sambutan. Duuh, lumayan banyak nih seremonialnya. Agak lama juga mulai acaranya, tapi demi ilmu dihadapi dengan tabah hihihi... Selanjutnya, kata sambutan dari perwakilan Dompet Dhuafa yang sekaligus sponsor acara ini. Menurutnya (aiih maaf Pak, lupa nulis namanya :)...). Acara ini membantu untuk menjaga fitrah. Pengalaman pribadi beliau pernah ke Ponorogo dan naik Reog. Tahukah Moms, Reong itu memakai topeng dengan cara mengigitnya dengan mulut. Celakanya, kekuatan dan kesaktian itu didapati ketua kelompok Reong (Warok)  dengan berhubungan seksual dengan para gemblak (bocah tampan usia 8-12 tahun) yang dilamar dan dikontrak melayani lahir batin untuk pemimping Reong. Astaghfirllah.....

Beliau juga bercerita, pengalaman bidan menemui kasus, seorang bocah yang mengalami infeksi duburnya. Diketahui akibat disodok oleh teman sebayanya. Usianya masih sekitar 12 tahun. Saat disampaikan dengan orang tua pelaku, "Kami mau pindah ke mana lagi? Di Bogor, anak kami yang mengalami karena tetangga sendiri, pindah ke Bekasi, anak kami pula yang melakukan dengan anak tetangga. Jarak Bogor-Bekasi sekitar 80 km/jam. Cukup jauh, sudah 2 kali pindahan." Ujar si ibu meratap.

Astaghfirllah, sudah sebegitu derasnya kejahatan seksual pada anak-anak kita?


Perwakilan dari Dompet Dhuafa menyambatkan kata sambutannya.
Lalu, mengapa gerakan LGBT semakin cepat menjamur di Indonesia? Semua berawal dari tahun 1960 saat itu Gubernur DKI Jakarta Raya saat itu, Bapak Ali Sadikin memfasilitasi berdirinya organisasi Wadam yang pertama bernama Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD). Lengkapnya baca saja buku Anakku Bertanya Tentang LGBT karya Kak Sinyo ya, Moms :)

Jadi, sebenarnya apa sih yang diperjuangkan LGBT itu? Tingkat tertinggi keinginan mereka adalah mengubah undang-undangan pernikahan di Indonesia. Jika di undang-undang pasal 1 mengatakan :


Di undang-undang ini mereka mengugat ingin menggantikan pernikahan adalah antara pria atau wanita dengan pasangannya, bukan dengan pria dan wanita, Astaghfirllah...

Seminar Cegah dan Tangkal Anak Menjadi LGBT
Peserta Seminar Cegah dan Tangkal Anak dari LGBT ramai, tak hanya ibu-ibu peseranya ada juga bapak-bapak loh.
Pemateri pertama dalam seminar ini adalah Bu Herlina Bahar (Istri Walikota Padang). Menurut beliau, Pendidikan Seksual Untuk Anak Pada Keluarga dapat dilakukan dengan cara pertama-tama mengetahui 3 model pendidikan anak pada keluarga :

1. Tradisional, pendidikan ini dilakukan oleh orang tua yang melepaskan anaknya tanpa pengontrolan orang tua.
2. Otoriter, pendidikan ini selalu dikendalikan oleh orang tua. Anak-anak tidak mendapatkan alasan mengapa dilakukan, kenapa tidak dibolehkan dan selalu ada perintah dan larangan saja.
3. Demokratis, orang tua mengajak anak saling bertukar pikiran, orang tua menjawab sesuai dengan batas umur anak dan lainnya.

Seminar Cegah dan Tangkal Anak Menjadi LGBT
 Bu Herlina Bahar (Istri Walikota Padang) sedang memberikan materi 
Nah, apa saja pendidikan anak yang perlu diperhatikan? Ini yang harus orang tua lakukan :
1. Religi
Mengenalkan agama kepada anak bukan saat ia akan mencari jodoh, tapi sudah dikenalkan sholat 5 waktu, puasa, dll sejak usia 7 tahun. Kerap kali permasalahan KDRT dalam rumah tangga terjadi karena pasangan tidak sholat 5 waktu.

2. Cek sebelum menikah
Bukan mengajarkan pacaran ya, tapi sebelum menikah, sebaiknya cek bagaimana agama calon pasangan kita. Bagaimana agama dan akhlaknya, jangan sampai menyesal.

3. Doa Berjimak
Bagaimana mencetak generasi yang berakhlak mulia jika doa saat berjimak saja tidak hapal. Kenalkan agama saat melakukan hubungan suami istri. Lalu, saat hamil berikan pendidikan agama. Misal, saat azan berkumandang, elus perut dan ajak anak dalam kandungan untuk sholat. Rukuk dan sujud kepada Allah Swt.

4. Tauldan Orang tua
Anak cendrung mengikuti orang tuanya. Hendaknya orang tua memberikan contoh suri taudan y ang baik kepada anak-anaknya.

5. Kenalkan Anak Menutup Aurat
Kenalkan anak sejak dini menutup aurat. Kenalkan bagian mana saja yang boleh disentuh atau tidak oleh orang lain. Kenalkan anak tahu malu sejak kecil. Misalnya saja jika selesai mandi, keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk dan menutup auratnya. Tidak membiarkan anak memegang-megang alat kelaminnya.  Selain itu, temani anak dimasa menjelang baligh. Pada usia 10 tahun, pisahkan tidur anak. Metode orang tua dalam pendidikan seksual pada anak dapat dilakukan dengan cara tanya jawab, keteladanan dan pendampingan.

Menunggu pemateri yang ditunggu-tunggu aku ke belakang dulu deh. Pas mau foto selfie, seorang anak muda menghampiri, "Bu, mau difotokan?" hayyah....kesempatan deh, fotoin dong ya :) xixixi....

Seminar Cegah dan Tangkal Anak Menjadi LGBT
"Bu, mau difotokan?" hihihi noraknya ...


Tak lama, pemateri yang ditunggu-tunggu dimulai. Kak Sinyo menyampaikan materi Cegah dan Tangkal Anak Menjadi LGBT.

Kak Sinyo memulai cerita bahwa ia memulai dengan mencari data untuk lomba menulis kisah di tahun 2008. Saat itu, tema yang disiapkan panitia macam-macam seperti PSK dan Homoseksual. Agar menjadi juara, Kak Sinyo ingin memilih tema yang jarang diangkat. Ia memilih tema Homoseksual. Dalam mencari nara sumber, Kak Sinyo masuk ke milist para gay yang sembuh dan konsultasi dengan psikolog di Surabaya. Lalu, beberapa email masuk menceritakan kisah mereka. Kak Sinyo sampai mual-mual membaca kisah nyata para Homoseksual ini. Lalu, lambat laun, Kak Sinyo lebih fokus menjadi sahabat bagi teman-teman yang ingin hijrah. Lomba menulis ia batalkan, Kak Sinyo lalu menerbitkan secara indie dan akhirnya diterbitkan di Elexmedia dengan judul buku Seminar Cegah dan Tangkal Anak Menjadi LGBT

Kak Sinyo menceritakan latar ia berkiprah bersama Peduli Sahabat
Seminar Cegah dan Tangkal Anak Menjadi LGBT
Buku karya Kak Sinyo

Menurut Kak Sinyo, mengapa laki-laki tertarik dengan laki-laki? Ada beberapa penyebabnya :
1. Bebas dari kehamilan
2. Bebas dari curiga (jika dekatan berteman akrab, orang jarang curiga, bahkan pasangan sendiri tidak curiga).
3. Bebas dari tuntutan
4. Tahu sama Tahu
Bagi orang yang tidak normal, sex dengan wanita itu membosankan. Wanita memerlukan rangsangan. Beda dengan laki-laki. Mereka sejak baligh sudah mengetahui sex. Bahkan difilm anak-anak Naruto ada tokoh yang memiliki PD besar, anak laki-laki pasti mengamatinya, sungguh benarlah hadist yang mengatakan pahala istri sholehah yang mampu mengairahkan suami.
5. Bagaimana orang yang disodom, kok mau ya? Bagi laki-laki yang disodomi merasakan "sesuatu kenikmatan" yang berbeda.

Hihi, serem deh. Beberapa kali aku sitighfar mendengar kenyataan ini...

Nah, Apa saja Tips Menjaga Keluarga Dari Bahaya LGBT? Salah satunya dengen deteksi dini. Berikut langkah-langkahnya :

1. Role Model 

Diperlukan role model dalam mendidik anak.  Di Indonesia, kita banyak mengalami krisi Ayah. Ayah sibuk dan jarang bicara dengan anaknya. Seorang anak perempuan yang telah menikah lalu ribut dnegan suaminya tidak langsung ujug-ujug minta cerai. Hal ini karena ia menghormati Ayahnya. Seorang anak perempuan memilih jodoh jika dekat dengan Ayahnya, pasti akan memilih jodoh seperti Ayahnya. Tapi, jika Ayahnya otoriter keras akan berbeda

Jika ada bapak yang otoriter, contohnya : Bapak pengen nonton bola, ibu ingin menonton korea. Berebutan remote TV. Lalu Bapaknya memaksa untuk memindahkan channel. Anak akan melihat, "Duuh, sebel loh jadi laki-laki," karena melihat sifat Bapaknya (Aduuh, hati-hati ya penilaian si anak, hiks...).

Contoh lain si ibu yang cerewet mendominasi. Si anak akan menangkap, "Ih, enggak enak jadi perempuan, dikekang banget."

Nah, hati-hati ya Moms, dalam memberikan contoh :)

2. Terlalu Protektif
Ini juga dapat menyebabkan anak menjadi LGBT. Anaknya jatuh enggak boleh. Anak laki-laki tidak boleh menangis, tidak boleh bermain di halaman, dll. Ini akan membunuh karakter anak laki-laki loh Moms. Waspadai anak yang :
1. Anak tunggal
2. Anak bungsu
3. Satu-satunya jenis kelamin di dalam keluarga
Anak istimewa ini sering berpotensi terkena, contohnya : Minta ditemani ke salon. Lalu lama menunggu ibunya disalon, diajaklah anak ikut perawatan. Si anak mau dan lama-lama menjadi biasa. Ini salah siapa? Orang tualah pertama kali yang menjerumuskannya, Innalillahi.....

Moms, kerap kali kita tidak menyadari kalau pelecehan seksual itu ada di dalam rumah kita. Contohnya, si Ayah memaksa mencium anak perempuannya saat bau petai. Si anak menolak, tapi Ayah mengejar-ngejar dan memaksa mencium si anak perempuan. Lalu, jika anak laki-laki mandi melihat penisnya dibiarkan saja. Usai mandi tidak langsung memakai baju, bahkan membiarkan anak "bermain-main" dengan alat kelaminnya. Bahkan berkomentar," Ih lucu ya burung adik setelah mandi," oh...No! Moms, itu sudah pelecehan seksual!

Mari jaga alat kelamin anak perempuan kita, beritahu kalau alat kelamin (vagina) tidak boleh dipegang sembarang orang. Boleh dilihat Ayah (jika masih kecil) hanya saat mandi, mencebok dan memberi pakaian saja.

Nasehat Kak Sinyo hindari anak dari adegan kekerang orang dicintao, seperti Bapak yang memaksa. Perkuat karakter anak. Hindari kata-katam "Kok kamu kayak banci!" atau anak laki-laki dicobain pakai jilbab,"Wah, kamu cantik!" padahal dia anak laki-laki.

Tips Menjaga Keluarga Dari Bahaya LGBT
Bersama Kak Sinyo dan Peserta lainnya

Nah, Moms, itulah Tips Menjaga Keluarga Dari Bahaya LGBT yang aku dapati dari Seminar dan Tangkal Anak Menjadi LGBT, semoga ceritaku ini berguna ya :)


Ilmunya dapat, hadiahnya dapat :)

Alhamdulillah ketemu dan dapat tandatangan Gubernur Sumbar, Pak Irwan Prayitno :)

Nantikan kelanjutan cerita serunya saat aku dapat door prize dan berburu tandatangan Gubernur Sumbar Pak Irwan Prayitno :)

Naqiyyah Syam

20 komentar untuk "Tips Menjaga Keluarga Dari Bahaya LGBT"

  1. Astaghfirullah..
    saya membacanya sambil tahan napas Mbak, semoga keluarga kita dijauhkan dari perilaku menyimpang ini, aminn..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, semoga keluarga kita aman dari bahaya LGBT.

      Hapus
  2. Waaaah seru dan acaranya bermanfaat sekali ya ini, Bu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, alhamdulillah acaranya bagus dan sangat bermanfaat.

      Hapus
  3. waaa seru2 berilmu. gak sabar dengan cerita lanjutannya:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, alhamdulillah senang sekali ilmunya banyak :)

      Hapus
  4. MasyaAllah.. Kepengen rasanya ikutan seminar seminar untuk menjadikan anak kita lebih bermoral, trinakasih sharingnya mbak, btw.. Banyak narsisnya nih hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ya Mbk, narsisnya enggak ketulungan xixix....

      Hapus
  5. Noted mba. Saya pengen baca bukunya Kak Sinyo deh.. Bagus untuk referensi ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukunya bagus, Mbk. Mantap buat referensi keluarga.

      Hapus
  6. Seruu mbak, materinya bagus dan lagi ngehits nih. Berguna sekali untuk bekal mendidik anak, semoga bisa saya praktekkan untuk memberi pengetahuan kepada anak tentang bahaya LGBT :)

    BalasHapus
  7. Waaah menarik ya mbak
    Semoga bisa bikin juga di kota saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ya, Mbk. Acaranya bagus, ilmunya banyak.

      Hapus
  8. Tertarik dengan bukunya Kak Sinyo. Pasti banyak hal menarik dalam risetnya.
    Semoga kami bisa menjaga anak2 kami dari bahaya LGBT. Terima kasih sharingnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mbk, semoga segera mendapat bukunya, amin.

      Hapus
  9. makasih banyak share nya mba Naqi, duuh serem ya, semoga Allah SWT melindungi anak2 kita :)

    BalasHapus
  10. thanks review nya mak..

    BalasHapus
  11. Kdng yg perlu dikhawatirkan itu org yg kecenderungan sesksualnya normal tapi mendukung LGBT. Anehnya aktivis LGBT itu gak ada yg pengen anak keturunannya jadi LGBT. Berarti kan secara gak langsung dari lubuk hati terdalam, mereka mengakui perilaku ini menyimpang.

    BalasHapus
  12. terima kasih infonya, mba naqi.
    reminder buat diriku yg punha anak cowok, jd ga boleh cerewet banget gitu ya. hihihi...

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^