Cernak : Kiki Berani Ikut Lomba (Lampung Post, Minggu 29 Maret 2015)

Cernak di Lampung Post, Minggu 29 Maret 2015.



Cernak ini terinspirasi dari sebuah tulisan teman tentang ikut lomba puisi. Nah, aku tulis dalam dongengnya. Tentu saja beda alur dan konfliknya. Tapi pesan yang kusampaikan adalah berani ikut lomba. Menang atau kalah itu urusan lain hehehe...  Alhamdulillah dimuat di Lampung Post, Minggu 29 Maret 2015.



Kiki Berani Ikut Lomba

Musim dingin segera tiba. Kiki Kelinci merapatkan jaketnya. Angin tertiup kencang.
Hei, apa itu? Kiki Kelinci melompat-lompat mendekati sebuah pohon.
“Lomba mengarang?” selembar pengumuman nempel di Pohon Mahoni.
“Wow, hadiahnya uang tunai. Aku dapat membeli selimut baru!” seru Kiki Kelinci. Ia melompat kegirangan.
“Ibu pasti senang jika aku menang,” gumam Kiki Kelinci. Sambil berjalan menuju sekolah, Kiki Kelinci memikirkan ide tulisannya kelak.
Di sekolah, Kiki Kelinci jadi kurang konsentrasi. Ia memikirkan lomba mengarang itu. Ia memang suka menulis cerita, tapi selama ini belum berani mengikuti lomba mengarang.
“Uh, aku harus menulis apa ya?”
Pulang sekolah Kiki Kelinci melintasi sebuah danau. Ainya jernih dan di kelilingi pepohonan.
Kiki Kelinci mengawasi sekitar danau. Apa saja yang menarik akan ditulisnya.
“Kau lagi apa?” tanya Caca Capung yang sedang melintasi danau. Sayapnya bergerak-gerak..
“Aku lagi menulis. Tapi aku bingung ingin menulis apa.”
Kiki Kelinci menceritakan keinginannya ikut lomba mengarang.
“Aku ada ide! Bagaimana jika Kau menemui Pak Godi Gajah, beliau pasti akan membimbingmu.” ujar Caca Capung. Pak Godi Gajah adalah guru Bahasa Indonesia mereka di sekolah. Mata Kiki Kelinci kembali berbinar.
***
Tok! Tok!
Kiki Kelinci mengetuk pintu. Pak Godi Gajah menyambutnya dengan ramah. Kiki Kelinci dengan semangat menceritakan keinginannya mengikuti lomba mengarang.
“Kau boleh belajar bersamaku. Tapi, ada syaratnya.”
“Apa itu?” tanya Kiki Kelinci. Ia penasaran sekali apa syarat dari Pak Godi Gajah.
“Kau  harus menulis surat setiap hari untukku. Isinya kau ceritakan tentang kegiatanmu sehari-hari. Kau paham?”
“Baik, aku paham.”
Kiki Kelinci melompat-lompat, pulang dengan gembira. Syarat dari Pak Godi Gajah akan dikerjakannya.
***
Kiki Kelinci menyiapkan kertas warna-warni di meja belajarnya. Sebuah pensil sudah dirautnya. Kiki Kelinci mulai menulis surat untuk Pak Godi.
“Kiki Kelinci, tolong kirimkan kue tar wortel ini ke rumah Bibi ya, “ pinta Ibu. Kiki Kelinci mengangguk. Ia memandang kertas suratnya yang masih kosong.
“Kenapa kau cemberut? Sampaikan pada ibumu, tar wortelnya enak sekali.” Kiki Kelinci pun menceritakan kepada Bibi mengenai lomba mengarang dan selimut impiannya.
“Kau mulailah menulis pengalamanmu hari ini. Bukankah lebih mudah menulis apa yang telah kau kerjakan? Seperti mengantarkan kue tar wortel padaku,” ujar Bibi kelinci.
Wah, ide Bibi menarik sekali untuk dicoba. Kiki Kelinci melompat-lompat gembira.
**
Danau terlihat sepi. Angin bertiup sepoi-sepoi.
“Caca Capung, maukah membaca surat yang akan kukirimkan pada Pak Godi? ” tanya Kiki Kelinci.
“Baiklah, aku akan membacanya.” kata Caca Capung. Sayapnya bergerak-gerak.
Setiap hari, Kiki Kelinci berlatih menulis surat untuk Pak Godi. Sebelum dikirim, ia akan meminta pendapat dari Caca Capung. Kiki Kelinci berlatih dengan giat. Sepulang sekolah, Kiki Kelinci akan menuliskan pengalamannya di kertas warna-warni dan mengantarkannya kepada pak Godi.
Tak terasa sudah satu bulan Kiki Kelinci berlatih. Lomba mengarang tinggal dua hari lagi.
“Kiki Kelinci, suratmu sudah banyak dan menumpuk di meja kerjaku. Kini kau sudah berani menulis pengalaman. Kau siap berlomba?” tanya Pak Godi Gajah. Kiki Kelinci mengangguk.
Keesokan harinya, lomba mengarang dimulai. Sejak pagi, Kiki Kelinci sudah ada di lapangan Hutan Angora. Beberapa temannya telah berkumpul. Sebelum lomba dimulai, seorang peserta duduk tepat di belakangnya. Peserta itu datang terlambat.
“Hei, kau ikut lomba juga?” tanya Kiki Kelinci terkejut melihat Caca Capung ikut lomba. Caca Capung sudah siap mengambil tempat, hinggap di pohon yang disiapkan panitia lomba.
“Sebenarnya, aku juga dulu belajar dengan Pak Godi Gajah, tapi aku selalu tidak berani ikut lomba.” kata Caca Capung tersenyum malu.
Lomba dimulai. Kiki Kelinci membuka lembaran kertas yang diberikan juri. Ada stempel juri di atas kertasnya. Kiki Kelinci mulai menulis. Diliriknya Caca Capung yang juga sudah selesai menulis.
Satu jam kemudian, semua peserta bersiap menanti pengumuman pemenang.  Satu, dua, tiga, nama mereka tidak ada dalam daftar pemenang. Kiki Kelinci kecewa sekali, selimut impiannya tak bisa ia miliki.
“Jangan sedih, kau sudah mencoba. Kau hebat telah berani ikut lomba. Lain kali kita ikut lomba lagi ya,” hibur Caca Capung.
Kiki Kelinci menatap ke depan. Klirik Jangkrik menjadi pemenang utama.
“Aku sudah 10 kali ikut lomba mengarang. Baru kali ini menang,” ujar Klirik Jangkrik. Di sebelah Timur ia melihat Pak Godi Gajah memberikan jempol padanya.
 Kini Kiki Kelinci sadar ia harus lebih giat berlatih menulis agar terampil. Tak apa tak menang, tapi ia telah berani memulai.
  
  **
 Nah, sahabat Smart Mom, buat yang mau kirim cernak ke Lampung Postm berikut syaratnya : ketik sekitar 3-4 halaman, 1,5 spaso kirim ke email :  lampostminggu@yahoo.com.  Selamat mencoba ya :) semoga cernak yang aku posting Kiki Berani Ikut Lomba bermanfaat.   






Posting Komentar untuk "Cernak : Kiki Berani Ikut Lomba (Lampung Post, Minggu 29 Maret 2015)"