Resensi Buku Rahasia Pelangi : Menjaga Kelestarian Gajah Lewat Novel

Alhamdulillah resensi ini dimuat di Koran Jakarta pada tanggal  24 Agustus 2015. Nah, buat yang mau ngirim boleh dibaca syarat-syaratnya di sini.  Ini kedua kalinya resensiku dimuat. Pertama kali resensi dimuat pada tanggal 29 April 2014 (wiih jagu ya jarahnya? hahahaha... Moms bisa baca juga di sini :) 

Ini resensi sebelum diedit, silakan baca yang versi asli sedangkan versi yang sudah diedit ada di foto korannya :) *kebaca enggak?* hihihi...

Ayo coba dikirim, honornya lumayan banget loh Rp. 277 ribu (sudah dipotong pajak), asyik kan?

Selamat membaca :) dan selamat mencoba kirim resensi ke Korjak :)





Menjaga Kelestarian Gajah Lewat Novel

Judul : Rahasia Pelangi
Penulis :  Riawani Elyta dan Shabrina Ws
Penerbit : Gagas Media
Tahun : 2015
Tebal : 324 Halaman
ISBN  : 979-780-820-3

Konflik gajah liar yang masuk ke perkampungan warga pernah terjadi di Riau pada tanggal 23 Maret 2015 lalu. Kawanan gajah berjumlah 20-30 ekor mengamuk masuk perkebunan sawit hingga menelan korban jiwa. Hal ini disebabkan karena hutan yang sudah berkurang. Kawasan hutan telah berganti menjadi perkebunan sawit. Gajah yang marah karena  kehilangan hutannya masuk ke perkampungan warga. Inilah PR besar dalam penjagaan kelestarian lingkungan agar gajah bukanlah ancaman bagi manusia.  Konflik ini diramu dengan apik oleh duet penulis novel  Riawani Elyta dan Shabrina Ws. Keduanya juga pernah berduet dan menang juara I Lomba Novel remaja Bentang Belia 2011.

Dikisahkan Anjani  yang memiliki trauma pada gajah saat masa kecilnya memilih profesi yang jarang dilakoni perempuan pada umumnya yaitu sebagai mahout (pelatih gajah). Anjani sebelumnya mendapat pelatihan di Way Kambas Lampung bertemu dengan Chayood Pratham atau Chay seorang keturunan Thailand. Chay mewarisi keahlian kakeknya yang seorang pensiunan mahout. Semua keluarganya menekuni profesi sebagai mahout.  Chay sangat ahli dalam menjinakan gajah. Cukup dengan tepukan tangan, Chay dapat memerintahkan gajah. Ia tidak pernah memakai gancu (tongkat pengait untuk mengendalikan gajah). (Halaman 46).

Keduanya lalu bertemu kembali saat bersama bertugas di TNTN (Taman Nasional Tesso Nilo). Kedekatan Anjani dan Chay semakin erat mana kala mereka berdua tanpa direncanakan menyaksikan seekor gajah bernama Rubi melahirkan. Saat menunggu Rubi melahirkan, Anjani melakukan sesuatu tindakan yang sangat penting, sehingga Anjani mendapatkan kehormatan untuk memberikan nama anak gajah yang baru lahir. Padahal, biasanya memberi nama anak gajah harus menunggu kehadiran gubernur.

Chay sudah cerita, pada saat genting, kau justru melakukan apa yang tidak dia pikirkan. Kau bahkan berlutut di bawahh Rubi hinga wajah dan pakaimu  penuh bercak darah,” kata Pak Bima (halaman 53).

Chay dan Anjani bertugas melatiih gajah-gajah. Chay melatih gajah bernama Indro dan Anjani melatih gajah bernama Beno. Keduanya saling mengagumi dalam diam. Tak sekali pun Chay mengutarakan isi hatinya.  Demikian pula dengan Anjani. Keduanya dengan rapat menutupi isi hati masing-masing. 

Suatu hari, datang seorang gadis cantik, cerdas, energik tapi sedikit ceroboh bernama Rachel. Ia adalah  seorang aktivis lingkungan hidup di sebuah organisasi CWO (Change World Organization).  Kehadiran Rachel yang didampingi rekannya Febriando atau Ebi ini menyulut rasa cemburu Anjani. Terutama saat melihat Rachel bersama Chay bermain dengan Indro. Lalu, Rachel menaiki punggung Indro, oleng dan hampir terjatuh. Saat itu, Chay dengan sigap membantunya (halaman 103).

Sejak itu Anjani menghindari Chay. Hatinya bergejolak. Anjani bingung untuk bersikap. Disaat bersamaan, ada penyerangan. Sekelompok gajah liar masuk ke kebun sawit.  Warga telah mencoba mengusirnya tapi gajah memakan tanaman warga. Untuk mengantisipasi korban jiwa, diturunkan tim Flying Squad (tim patroli gajah latih). Rachel ikut dalam tim tersebut dan memaksa turun untuk merekam kejadian sehingga musibah itu terjadi. Rachel mengalami retak kaki yang cukup parah membawa Anjani dalam penyesalan yang sangat dalam.

Namun,dibalik musibah ada kebahagian yang menanti. Harapan hidup Rachel  perlahan bangkit berkat  pendampingan yang dilakukan Ebi. Rachel  menyadari sikap ceroboh akan menyulitkan semua orang. Lalu, bagaimana dengan Anjani dan Chay? Apakah keduanya bersatu dalam ikatan cinta yang abadi?

Novel berlatar kelestarian alam ini mengajak kita untuk bersikap bijak dalam kehidupan. Dilengkapi catatan kaki di setiap istilah yang ditemui sangat memudahkan pembaca memahami istilah baru. Novel ini juga bertabur quoate pembangun jiwa, seperti Cinta bukan seberapa banyak kau mengatakan, melainkan sejauh mana kau buktikan (halaman 317).  Cover buku bergambar gajah, hutan dan dua orang sedang menyayangi gajah sangat mendukung isi novel ini.

Nah, di sini yang sudah diedit editor KorJak  :)

Resensi Buku Rahasia Pelangi di Koran Jakarta


9 komentar untuk "Resensi Buku Rahasia Pelangi : Menjaga Kelestarian Gajah Lewat Novel "

  1. Wah sudah turun ya honornya? :D mbak dapetin korjak dimana sih? Sy berkali" dimuat, tapi nyari korannya susah banget :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. cek di websitenya mbk di Koran Jakarta : http://www.koran-jakarta.com/ cek di Perada. Semoga segera dimuat ya mbk

      Hapus
    2. Oh ya kalo foto Korannya aku dikirimi teman mbk :) bisa juga minta PDF via email dengan admin Koran Jakarta.

      Hapus
  2. Suka dengan quotenya "Cinta bukan seberapa banyak kau mengatakan, melainkan sejauh mana kau buktikan" dalem bangettt

    BalasHapus
  3. Honor turunnya brp lama mak?

    BalasHapus
  4. Mba kalau mau beli bukunya dmn yah?? Soalnya sy mau jadikan sebagai kajian skripsi

    BalasHapus
  5. Udah lama enggak resensi buku, jadi kangen deh. Apalagi dibayar begini ya, jadinya semangat.

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^