Puisi-puisi


Menanti Akad

Aku adalah aku
Ketika semua melahap impian bersatu
Aku bukanlah kau
Berlari menepis asa itu

Aku adalah aku
Kuingin asa itu tetap ada
Walau tak tau tepiannya
Tuk gapai makna dalam sebuah ikhtiar

Aku adalah aku
Menjaga cinta agar tak lena
Menjaga luka agar tak pedih
Tapi menjadi sebuah tekad
Menyibak jalan ini yang penuh semak belukar

Aku adalah aku
Biarkan saja dahulu
Kau adalah kau
Mengalirlah temukan muara

Nanti…
Aku bukanlah aku saja
Nanti…
Kau bukanlah kau seorang
Tapi, kita…
Dalam sebuah akad pada-Nya

Bengkulu, 31 Januari 2005


Jadilah Pemuda Tangguh

Aku rela
Ketika kau basahi pakaianku dengan ompolanmu
Aku rela
Ketika kau ganggu lelapnya tidur malamku
Aku rela
Ketika kau pecahkan keramik kesayanganku
Aku rela…

Tapi,
Jangan buat dunia ini kian suram
Dengan pola gaya remaja yang binal
Dengan moral yang kian pudar
Dengan prestasi yang kian tipis

Wahai adikku sayang
Jadilah pemuda yang tangguh
Jadilah pahlawan di hati setiap orang

Bengkulu, 31 Januari 2005


Rumah Taman Baca

Maukah kau mampir ke rumahku?
Akan kuhadiahkan secangkir teh manis
Kupinjamkan setumpuk buku
Kuperlihatkan beberapa bingkai foto

Maukah kau mampir ke rumahku?
Ada papan tulis besar di tengah ruangan
Ada lemari-lemari besar berisi buku

Maukah kau mampir ke rumahku?
Akan ada banyak anak kecil putus sekolah berkumpul
Akan ada banyak anak yatim-piatu menanti kasihmu

Maukah kau mampir ke rumahku?
Bersama kita bangun rumah taman baca
Bersama kita latih jiwa mengalirkan cinta
Bersama kita asah jiwa agar peka dengan derita
Bersama kita bangun bangsa
Yang cinta baca dan menulis
Maka,
Maukah kau mampir ke rumahku?

Bengkulu, 31 Januari 2005


Kenangan indah menjelang pernikahan,2005

Puisi ini aku tulis menjelang akad nikah dan dimuat di Koran Rakyat Bengkulu.

Posting Komentar untuk "Puisi-puisi"