Wali Kelas

Menjadi wali kelas adalah sebuah kebahagian tersendiri. Walaupun disisi materi, tunjangan jabatan menjadi wali kelas hanya Rp.25.000 (Ups, buka kartu!), tapi pembelajaran itu lebih mahal harganya! Tahun ini aku menjadi wali kelas 4 A. Namun sekarang nama kelas harus nama negara, maka setelah sepakat, nama kelas 4 kami adalah kelas 4 Brazil. Emm…emang sih kesannya ‘bola’ banget! Anak laki-laki ngotot pengen nama Brazil. Apalagi Zen yang suaranya paling lantang dan gemar bermain bola. Ya sudah, demi semangat mereka, aku setuju nama kelas Brazil.

Menjadi wali kelas tidaklah mudah, di SDIT tempatku mengajar, anak-anak sudah masuk ke kelas sejak pukul 07.15 WIB. Lalu baca Al-matsurat, muroja’ah, absensi, memberi motivasi belajar dan lainnya harus dicek sampai pukul 08.00 WIB. Itulah tugas wali kelas setiap pagi. Menjelang siang ngecek lagi, apakah ada anak yang sakit, izin, atau lainnya. Pas dzuhur dicek anak yang bawa Al-qur’an atau tidak. Biasanya Pak guru or ustadz yang membimbing akan memberikan sanksi bagi anak yang tidak membawa Al-qur’an. Anak tersebut berdiri di masjid selama teman-temannya murojaah sampai sholat berjama’ah dimulai. Ohh…lumayan capek kali ya?

Singkat cerita, tugas wali kelas ini kujalani dengan enjoy. Menghias kelas bersama anak-anak dan saling mengingatkan tentang kebersihan kelas. Nah, karena kekurangan kelas alias bangunan karena setiap tahun peminat sekolah di SDIT Baitul Muslim kian meningkat, maka perpustakaan yang ada dipensiunkan sementara. Akibatnya anak-anak jadi kesulitan mencari bacaan. Terbersitlah ide bersama teman-teman untuk memanfaatkan ruangan kelas menjadi Pojok Baca. Di sebuah pojok ruangan disulap menjadi perpustakaan mini, beberapa buku dari rumah dibawa dan baca anak-anak ketika usai belajar atau istirahat. Sungguh bahagia melihat anak-anak ketika istirahat pada membaca buku. Biasanya mereka berlari-lari atau berncanda saja. Padahal istirahat pertama bisa 20 menit. Dipotong sholat dhuha dan ke kantin, masih ada waktu untuk membaca.

Kian hari anak-anak mulai protes.

“Bu, buku baru sih, bu! Saya sudah baca semua,” ujar Vivi.

Memang puisinya banyak menghias mading kelas. Oh ya, selain Pojok Baca, saya membuat Mading kelas hasil karya anak-anak. Ada foto anak-anak, laporan kegiatan di sekolah, juga profil saya sebagai wali kelas. Emm….saya terus belajar menjadi wali kelas yang baik dari waktu ke waktu. Semoga!

Posting Komentar untuk "Wali Kelas"