Ketika Naqi Bertemu Oki Setiana Dewi


Ketika Naqi Bertemu Oki Setiana DewiMatahari pagi bersinar cerah, saya menunggu Mbk Maya Upasari datang ke rumah. Ya, kami memang sudah janjian untuk datang ke bedah buku Oki Setiana Dewi. Pukul 10.00 WIB Mbk Maya datang dengan buah hatinya, Aisyah. Kami pun berangkat, aku  mengendong Fatih melaju ke arah lokasi acara.


Tiba di Bank Indonesia, kami naik ke lantai 4. Wah, saya lupa ngeprint nomer yang diemail panitia. Aih, sempat dag-dig-dug juga nih, diterima masuk enggak ya? Alhamdulillah sampai meja registrasi, saya diterima dengan ramah, apalagi memang nama saya sudah terdaftar sebagai peserta. Saya nomer 58 dan Mbk Maya nomer 55. Yes, masuk deh.  Peserta mendapatka kue kotak, 1 kuisioner dan 1 kertas promo perpustakaan BI.Masuk ke ruangan acara di sambut dengan dua layar besar, ditemani alunan merdu suara lOki Setiana Dewi diputar. Wah, pertama kali melihat video klipnya, langsung jatuh hati dengan syairnya  Wanita Syurga, Bidadari Dunia , sip banget untuk muslimah.

dua layar dengan video klip lagu Oki Setiana Dewi
“Mbk,” sapa Thika. Wah, sudah duluan ternyata Thika datang. Thika juga anak FLP Lampung. Tapi, Mbk Maya mengajak duduk ke arah kanan dan memilih di depan pas belakang sofa. Saya memilih duduk paling ujung, maklum bawa Fatih, pasti heboh jalan-jalan.
Dua emak-emak pengen dapat ilmu di Bedah Buku Oki Setiana Dewi


Tak lama pembawa acara memberitahukan ada bazar buku di depan, peserta diharapkan melihat buku dan tentu saja membeli buku yang dibazarkan ^_^ saya, Mbk Maya dan Thika melihat bazar. Saya langsung jatuh hati dengan buku Dekapan Kematian, mengapa? Buku ini memang akan dibedah diacara ini, pengen tahu isinya, walau sudah pernah baca resensinya oleh Untung Wahyudi :)



Akhirnya acara dimulai, pembukaan, kata sambutan dan tak lama Oki Setiana Dewi datang dari pintu arah kanan di depan duduk persis di barisan saya duduk. Wiih, beruntungnya. Di depan kata sambutan dari pihak BI, beberapa peserta mencuri kesempatan berfoto dengan Oki, termasuk saya, hehehe...

Baru Tiba di Lokasi acara Bedah Buku ^_^

sebelum Oki tampil ke depan, nebeng foto dulu hehe ^_^

Ketika Naqi Bertemu Oki Setiana Dewi ^__^



Lalu, acara yang ditunggu-tunggu dimulai, Oki Setiana Dewi maju bersama ibu Farida Fathul seorang dosen peternakan UNILA yang akan membahas bukunya, dipandu oleh moderator dari BI.


Tak panjang lebar narasi dari moderator, Oki langsung memaparkan isi bukunya. Aduh, saya pertama kali ketemu Oki, kok ya senang dengar gaya dia bicara: sopan, tegas, bahasa tubuhnya juga pas, dan terlihat cerdas pilihan diksinya, subhanallah... semoga istiqomah ya Oki ^_^


Lanjut,

Oki menceritakan sebelum buku Dekapan Kematian dibahas, maka Ia akan menceritakan sekilas buku pertamanya Melukis Pelangi. Buku ini istimewa baginya karena telah 13 kali cetak ulang dan mendapat sambutan yang bagus sekali dari para pembaca.



Nah, siapakah Oki Setiana Dewi? 

Di buku Melukis Pelangi, Catatan Hati Oki Setiana Dewi (2011) tertulis kisah hidupnya. Sejak kecil menyukai lomba fashion show, walau tidak menang-menang. Oki terbiasa menulis di buku diarynya kisah kehidupannya, termasuk mimpi-mimpinya, seperti ingin jadi artis, mahasiswa UI dan main film dengan Deddy Mizwar. Impian yang sempat dicemooh teman-temannya karena Oki dari anak kampung. 

Titik balik Oki di usia 16 tahun, Ia ingin ibunya sakit, ekonomi sangat memburuk, ketika Ia ingin masuk kuliah, adiknya masuk SMA dan masuk SMP. Tanpa ada persiapan, Ia ingin menjadi anak yang baik, tanpa persiapan Ia memakai jilbab. Alhamdulillah ketika audisi KCB, Ia mendapatkan peran utama. Jadilah kini Oki sebagai icon muslimah berprestasi.



Beberapa penghargaan yang diterima Oki

Judul buku-buku Oki Setiana Dewi


Isi Buku Dekapan Kematian

Setiap bukunya, Oki menulis antara 3-5 bulan. Ia menulis berdasarkan based on story (kisah nyata). Lebih mengandalkan banyak mendengar dan peka terhadap lingkungan. Buku ini berisi 5 kisah orang-orang yang pernah bersingungan dengan Oki, walau kisah dituliskannya kembali dengan nama samaran.

Ada kisah yang didapat Oki saat bimbingan skripsi. Dosennya menceritakan saat Ia kehilangan istrinya dan kisah itu rapi ditulisnya di buku diary. 

Ada kisah Wisuda Impina Bapak, kisah seorang bapak yang rela meminjam baju dan sepatu agar pantas untuk ikut acara wisuda anaknya. Tapi, kematian lebih dahulu menjemputnya.

Kisah Sambut Kami Kelak, diambil Oki dari kisah tetangganya yang memiliki anak down sydrom. Tetangga seorang janda. Ketika mengandung, suaminya meninggal, sehingga psikis terganggu yang berakibat kepada janinnya. Kisah anaknya, Nila dalam berjuang dan terus semangat menghadapi penyakit menjadikan inspirasi bagi kehidupan di sekitarnya, Nila yang semangat walau kakinya harus diamputasi.

Lalu ada juga kisah seorang ibu yang 10 anaknya meninggal. Baik saat melahirkan maupun keguguran. Aduh, dengar pemaparannya aja bikin merinding, apalagi baca bukunya, 10 anak? T_T kisah seorang ibu yang melawan depresinya ketika diuji Allah, setiap melahirkan, anaknya tidak bisa bertahan lama.

Oki menulis buku ini karena tema kematian dekat dengan kesehariannya. Ibundanya sering memandikan jenazah dan telah mempersiapkan kain kafan untuk semua anggota keluarga. Ibundanya mengajarkan cara memandikan jenazah, doa-doanya dan sholatnya. Lalu, Oki sering menuliskan kisah-kisah di buku diarynya, hingga suatu hari Ia mengambilnya dan menyatuhkan sattu benang merah dalam beberapa kisah yang adam maka ditulisnya buku ini. Sempat penerbit tidak membuat Oki putus asa, diberikan kepada teman untuk membaca, lalu revisi, hingga bisa layak menjadi buku, begitu tips dari Oki.

Selain rajin menulis buku diary, Oki juga berpesan untuk terus meningkatkan amal sholeh, jika keimanan sedang naik, maka akan mudah menulis. Mengapa? Waktu yang terbaik menulis adalah saat keimanan sedang naik, karena jika menulis dari hati, maka akan sampai ke hati.


Bedah Buku Oleh Farida Fathul

Isi buku Oki Setiana Dewi membawa Dosen Unila ini sempat mengalami vertigo, mengingat isinya berupa kematian dan beliau baru saja kehilangan sahabat.
Dari setiap bedah buku yang saya ikuti, kali ini agak beda.  Pembedah "mengkuliti" secara detail isi buku. Bukan sekedar teknis kepenulisan, materi isi, tapi juga perbedaan pendapat. Termasuk soal mengapa si tokoh membaca yasin? Mengirim Surat Al Fatihah untuk si mayit? Mengapa ada azan saat menguburkan mayit? dan masih banyak lagi. Kritik membangun juga ada, mengenal kelogisan cerita, seperti dikatakann Bu Farida, bahwa dalam hal 39, kelogisan cerita agak rancu. Ditulis tokoh dinikahi 1,5 tahun dan telah memiliki 2 anak. Agak sulit dicernak, apakah ini normal? Kuatir pembaca memikirkan hamil di luarr nikah, mengingat normal hamil usia kandungan 9 bulan 10 hari.Selanjutnya di hal 81. Bu Farida sedikit mempertanyakan mengapa ada azan ketika menguburkan? Beliau kurang sepakat jika ini tuliskan, kuatir pembaca memahami ini sebagai sunah Rasulullah SAW. Aih jadi pengen tanya Mbk Goole nih, ayooo cek dong ini hadistnya ada enggak ya?:)
Koreksian untuk Oki




Kelogisan cerita




Nama Syurga?

Selanjutnya di hal 205, kisah seorang ibu yang dalam 3 tahun bisa hamil 6 x, ini diluar logika, seolah-olah si ibu hamil setiap 5 bulan sekali? Wih, hebat juga ya kalo benar ^_^ dan terakhir ada di hal 197 nama syurga, cek benar enggak ya?

Kritik dari Bu Farida ini ditanggapi Oki dengan bijak, iya akan mempertimbangkan untuk cetakan berikutnya.

Oh ya, saya juga sempat nanya nih dengan Oki, sekalian promo kalo saya juga seorang penulis dari Lampung, buku saya terakhir Dosa-dosa Istri Kepada Suami Yang Diremehkan Wanita, juga pejuang FLP Lampung, xixiix...narsis abiz ya:)

Saya menanyakan bagaimana Oki mengumbulkan kisah-kisah mengharukan untuk bukunya, apakah mengandalkan buku diarynya saja atau hasil wawancara langsung saat ingin menulis buku, lalu tentang hubungan Oki dengan editor, apakah pengaruhnya public figure dengan bermunculan buku-bukunya :)



Perkenalkan saya Naqiyyah Syam penulis dari Lampung ^_^
Nah, apa kata Oki Setiana Dewi? Akan dibahas kisah selanjutnya ya, saya nguantuuuk...besok dilanjutkan ya, oke? Hehehhe...



Bandar Lampung, 3 Oktober 2013



Naqiyyah Syam


30 komentar untuk "Ketika Naqi Bertemu Oki Setiana Dewi"

  1. Menunggu janji mbak Naqi besok untuk meneruskan cerita serunya.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. salam kenal, setor ini dulu ya, resensi menyusul hehe

      Hapus
  3. uwah,seru bangetttt.....tembem juga ya oki mbk ^^

    BalasHapus
  4. Saya juga bangga dengan Mbk Oky, dia tetap menggunakan hijabnya dalam hal apapun.

    Kalau ketemu lagi salam ya Mbk.

    Saya menunggu lanjutannya. Blognya saya follow, dan salam persahabatan dari Jember.

    BalasHapus
  5. Nunggu lanjutannya juga... seruuuuu... yah Mbak :D

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. senangnya bisa ketemu Oki :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sennag banget ketemu muslimah berprestasi

      Hapus
  8. Balasan
    1. ya nih, aku senang banget dapat ilmu baru, ingat diaryku yang lama :D

      Hapus
  9. wah siik asiiik deh mba Naaqi ketemua artees ... xixixi ditunggu kelanjutannya yaa.

    BalasHapus
  10. 13 x cetak ulang, yg nyangkut di otakku koq itu aja ya? wkwkwk

    BalasHapus
  11. Keren kereeeen ... memang harus berani "menjual diri" mana tahu besok bisa dijajal kemungkinan duet bareng Oki kan? ^__^

    BalasHapus
  12. mba, titip salam sama mba Oki dong :) hihi
    ditunggu sekali lanjutannya

    BalasHapus
  13. Aku baru baca tulisan mba Naqi ini setelah Ria Ricis, adiknya Oki Setiana Dewi naik daun, aku suka melihat Mba Oki di beberapa video si Ricis dan ... aku rasa aku mengagumi mba Oki juga.

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^