Mengajak Anak Nonton Panjat Pinang di Hut ke-70 RI

Tahun ini adalah tahun ke dua aku sekeluarga merayakan 17 Agustus di Padang. Selama 1 tahun ini aku mengikuti suami S2 di Unand. Nah, karena Insya Allah tahun depan kami sudah tidak di Padang lagi, tepatnya balik lagi ke Lampung, maka kami sekeluarga jalan-jalan melihat perayaan 17 Agutusan di Lapangan Imam Bonjol.

Pagi-pagi kami sekeluarga sudah bersiap. Tapi, ada saja halangannya. Anak-anak bermain menolak sarapan hingga beberes yang tiada beres hahaha... akhirnya perjalanan baru dimulai jam 10 dan kami telat sampai di Lapangan Imam Bonjol. Upacara sudah bubar, bahkan tak ada lagi sisa-sisa bekas acaranya, hanya beberapa anak-anak sekolah yang duduk-duduk di taman. Padahal suami sudah siap mau ikutan upacara, pake seragam Kopri  euy hihihi.... Jadilah kami bermain saja di taman.







sekeluarga di rumah begonjong

Kami pun melihat dari dekat rumah adat begonjong di lapangan ini. Rumah adat khas Padang. Dibuat miring. Dan kerennya kokoh banget. Di samping bangunan ini banyak permainan anak-anak. Tapi, kami memilih untuk bermain di lapangan saja. Selagi bermain, suamiku bercerita tentang perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan,  Faris tampak antusias sekali mendengarkan. Anak-anak pun bermain kejar-kejaran, bahkan naik-naik ke besi peyangga. Karena paginya Aisyah belum sarapan, aku membuka bekal dan menyuapin Aisyah, tapinya Aisyah malah lebih suka makan sendiri. Alhasil belepotan deh :)

bermain


Aisyah makan sendiri
Puas bermain di lapangan, kami pun menuju pulang. Rencananya mau instal laptop. Mendadak Fatih nangis minta dibelika balon Spiderman. Sempat mau dituruti Abinya, tapi aku melarang. Biarkan saja sebentar Fatih menangis, tak lama nanti pasti reda. Dan benar saja, setelah dibujuk melihat patung monyet, Fatih berhenti menangis :) Nah, kan bisa ngirit dong ya. Asal sabar menghadapi anak tantrum. Apalagi ingin beli mainan saja.

Fatih nangis ngejar Abinya


Horee ada patung monyet


Fatih berani dekat patung monyet
Tak lama kemudian, kami menuju rumah, sembari terus melihat meriahnya peringatan 17 Agustus di Kota Padang.

panjat pinang
Nah, sepanjang jalan, banyak sekali terlihat orang mempersiapkan lomba panjat pinang. Lomba panjat pinang seperti sudah menjadi tradisi yang "wajib" untuk acara 17 Agustusan ya? Hadiah-nya unik dan seru. Ada alat masak, kipas angin, mie sekardus, hingga ada yang sepeda motor honda. Wih, keren tuh panitia bisa gandeng sponsor Honda. 


persiapan lomba panjat pinang
Lelah keliling kota, kami pulang ke rumah dan melihat acara 17 Agutusan di dekat rumah. Ternyata acara sudah mau selesai. Lomba-lomba seperti lomba makan kerupuk, lomba balap karung, lomba mengiling cabe, tarik tambang, sudah terlaksana. Tinggal lomba panjat pinang. Tak apalah ketinggalan, aku dan anak-anak ikut nonton di tepi lapangan.


Lomba Panjat Pinang di RT
 Melihat orang lomba panjat pinang, Faris dan Fatih tenyata kurang antusias. Mereka duduk saja di tepi lapangan tanpa bersorak seperti lainnya. Faris malah asyik keliling naik sepeda. Tahun sebelumnya Faris juga menolak ikutan lomba makan kerupuk atau balap karung. "Ah, enggak mau, Mi," tolaknya. Selalu menolak acara ramai begitu. Entah kalau di sekolahan ya. Faris senangnya lomba bola hihihi.... Sempat aku tanyakan dengan suamiku, kenapa Faris enggak antusias ikutan lomba 17 Agustusan, ternyata suamiku masa kecilnya juga gitu. Suamiku malah ikutan peringatan 17 Agustusan pas SMP. 

"Kalau Abi dulu ikutan lomba gerak jalan, cerdas cermat, enggak minat lomba balap karung atau makan kerupuk."

Iya ya, lomba yang penuh asah otak malah sudah jarang. Lebih banyak malah lomba joget-joget. Seperti di RT-ku selesai lomba, malam pembangian hadiahnya diikuti bunyi musik dengan lagu Sakitnya Tuh Di Sini dan Goyang Dumang. Dan parahnya yang nyanyi anak-anak kecil. Duh...mau dibawa ke mana anak-anak jika sudah hapal lirik begituan ya? Semoga 17 Agustus-an tahun depan acara-acara lomba semakin bermutu.

Nah, bagaimana acara 17 Agustus-an di dekat rumahmu?

7 komentar untuk "Mengajak Anak Nonton Panjat Pinang di Hut ke-70 RI"

  1. Semoga suatu hari nanti bisa ke kota Padang....

    BalasHapus
  2. Semoga suatu hari nanti bisa ke kota Padang....

    BalasHapus
  3. sama juga mak, di Samarinda juga seputar lomba itu. Tapi memang begitu tradisi kita. Lah kalo cerdas cermat pan biasa di sekolah-sekolah, yang istilahnya 'adu kepintaran', gasemua bisa partisipasi, Yang penting meriah dan ada even sosialisasi, apapun lombanya. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya semua bisa merasakan happy di Hari Kemerdekaan ya :)

      Hapus
  4. kapan hari malah ketiggalan berita kalau ada pawai dan lomba 17an di Siak,jadi pas acara selesai baru lihat..kecewa banget rasanya g bisa lihat acara 17an :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu juga aku sering ikutan pawai saat masih jadi guru :)

      Hapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^