Milad Faris ke-10 : Saat yang Tepat Menasehati Anak

[Parenting] Tanggal 20 Februari adalah Milad Faris yang ke-10. Alhamdulillah ya, Faris sudah besar. Faris sudah banyak ingin tahu dan mengetahui hal-hal yang membuat Umminya ini mikir buat ngejawabnya. Seperti beberapa hari lalu, Faris bertanya, "Ummi, seksual itu apa?" nah loh, kudu dijawab tuntas. Kalau enggak ada ilmu bisa birabe deh. Anak akan mencari tahu ke temannya. Jika jawabannya salah, wah... anak bisa salah informasi ya?

Milad Faris ke-10, sederhana bersama teman-teman di sekitar rumah :)


Milad Faris ke-10 kali ini Faris dibelikan kue ultah. Kebetulan Faris dikirimi hadiah dari Bunda (kakak tertuaku) di Jambi. Nah, tahun lalu Faris tidak ada perayaan ultah, tahun ini karena tahun terakhir kami di Padang, jadi dibelikan kue ultah agar Faris bisa berbagi dengan teman di sekitar rumah. Ya, enggak ada acara ulang tahun sih, cuma berdoa dari kami sekeluarga. Lalu, teman-teman yang lagi main di depan rumah (rumah kami di ujung gang) selalu ramai ketika malam Ahad, saat anak-anak ngumpul itulah dibagikan jajanan yang telah kami siapkan. 

"Ummi, enggak ada kadonya?"

Iya, nak, tak usah memberatkan teman-teman untuk membeli kado, Insya Allah Ummi dan Abi belikan kado ya :) Mas Faris minta apa? Biasanya Faris akan senyum-senyum. Hadiah yang dimintanya tak jauh dari beli buku di Gramedia atau mainan :)

"Kenapa tidak mengundang teman-teman Faris?" tanya Bu Ena yang bantu gosok di rumahku. Aku tersenyum dan menjelaskan. Perayaan ultah tidak harus acara megah. Inti perayaan ultah bagi keluarga kami saat yang tepat untuk menasehati anak. Saat ultah, anak lagi bahagia, ia ingin berbagi dengan teman-temannya. Saat itu beri nasehat kepada anak. Abinya menasehati Faris yang sudah 10 tahun untuk tidak meninggalkan sholat 5 waktu. Untuk bersiap-siap sebentar lagi Mas Faris mau sunat (ini lagi pemantapan hati Ummi dan Farisnya). Usia 10 tahun, Faris sudah belajar mandiri dan disiplin. Biasakan mandi enggak air hangat lagi biar hemat gas hehehe....

Esoknya, Mas Faris ujian silat. Ini adalah eksul wajib di sekolah. Tempat ujiannya cukup jauh dari rumah. Faris di antar Abi ke lokasi ujian. Setelah itu, suami menjemputku untuk ikut acara pelatihan MPASI di MLC. Pukul 11.00 WIB Faris dijemput lagi dan bergabung dengan Faris di lokasi pelatihanku. Lumayang ngos-ngosan deh pelatihan bawa 3 anak. Tapi, mau kapan lagi? Kalau tidak dipaksakan begini, enggak bakalan dapat ilmu :)

Ini foto saat usai ujian silat tahun lalu. Kini,  Mas Faris sabuk kuning. Tahun ini lulus enggak ya? :)

Usai nemani Ummi pelatihan, anak-anak bermain di MLC Land. Kali ini Faris bermain basket. Awalnya kubiarkan saja Faris mencoba melempar bola ke keranjang, kulihat dari jauh tapi belum berhasil juga. Lalu, aku sarankan Faris nembak dulu ke atas papannya nanti bola akan masuk ke keranjangnya. Alhamdulillah akhirnya Faris sukses memasukkan bola ke keranjang. Waah, gitu dong nak, harus jadi anak yang pantang menyerah :)
Faris main basket, alhamdulillah sukses masukin bola ke keranjang :)

Usai bermain, menjelang dzuhur kami mencari makan di Mas Pepen. Ini tempat langganan kami karena suami senang ke sini, penjual dan pelayannya orang Jawa semua :) nuasa Jawanya kental banget. Suami jadi sennag ketemu sesama orang Jawa :) jadilah kami makan siang di sini. Faris happy berat, Faris memilih makan mie goreng dan es alpukat.
Makan siang acara Milad Faris ke-10 di Mas Pepen Padang
Saat makan, kami banyak mengobrol, bercerita mengenai kegiatan sekolah. Tak lupa aku ingatkan kembali saat ini Mas Faris sudah usia 10 tahun. Sudah harus makin rajin belajar, sayang adik dan mandiri. Lalu, aku juga bersepakat dengan suamiku untuk lebih menyediakan waktu ngobrol dengan Faris. Terutama suami, soalnya persiapan anak laki-laki menuju baligh bagi anak laki-laki pasti suami lebih paham. Cuma, cara pendekatannya akan berbeda. Selama ini Faris lebih terbuka kepadaku soal sekolah, apalagi jika kugodain, "Ada cewek cantik ya, Mas di kelas?" nah loh... si Faris langsung cerita kalau teman-temannya sudah pada ada yang "suka". Dari obrolan itu aku luruskan. Aku berikan pemahaman mengenai pergaulan laki-laki dan perempuan. Untungnya di sekolah Faris, anak laki-laki dan perempuan dijaga, tidak boleh terlalu dekat dalam bermain. 

Saat ini aku sedang mengumpulkan buku-buku penunjang untuk persiapan anak puberitas. Jujur, ada rasa deg-degan. Takut dan kuatir. Rasanya pengen kekep terus Mas Faris. Sekarang sudah besar ya? Aduh, waktu memang cepat berlalu ya :) Dulu, masih kecil, masih sering kubawa kegiatan sekolah dan acara FLP. Kini, Faris sudah usia 10 tahun, sudah bersiap menjadi pra remaja. 

Aku dan anak-anakku, penyejuk hatiku, Insya Allah :)

Anakku, ingin kutulis surat padamu, jika kelak kau dewasa dan aku telah tiada, maka aku ingin kau tahu, betapa Ummi sangat sayang padamu. Ummi ingin Mamas jadi anak yang Sholeh dan bermanfaat bagi masyarakat. Teruslah berjuang untuk meraih kebaikan, sayangi adik-adik dan jaga sholatnya ya, Ummi sayang Mamas... Ummi cinta Mamas...  happy milad ke 10 semoga kita selalu diberkahi usia hingga Ummi dan Abi bisa melihat Mamas meraih cita-cita hingga kita kumpul di Jannah-Nya, amin #suratuntukfaris


1 komentar untuk "Milad Faris ke-10 : Saat yang Tepat Menasehati Anak"

  1. selamat ulang tahun Fariz, semoga sehat selalu yaaa..., aminnn..

    salam kenal mba :)

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^