Buku
adalah sahabatku sejak kecil. Dari aku belum bisa membaca hingga aku sudah
membaca, Ayahku rajin membelikanku bacaan. Cara Ayah mengajakku gemar membaca
cukup unik. Ayah akan memakai sarung dan aku duduk di dalam sarung. Aku seperti
naik ayunan sembari melihat Ayah membaca koran.
Kenangan
masa kecil itu begitu membekas. Membuat aku gemar membaca. Suatu hari, aku
diajak sepupuku ke rumah seorang ustadz. Ia diamanahkan menjaga rumahnya karena
ustadz tersebut pulang kampung. Kami bermain ke rumah ustadz itu. Aku sangat
takjub. Rumahnya penuh dengan rak yang berisi buku. Sejak itu, aku selalu
memimpikan punya perpustakaan sendiri di rumah.
Hari
berganti hari, aku sudah menjadi mahasiswa. Saat aku kuliah, aku
mulai mencicil membeli buku dari honor
menjadi wartawan kampus. Impianku membuka perpustakaan pribadi kian
kuat. Dari rak sederhana, memulai impianku. Lalu, aku mulai mendata buku-buku,
aku juga membuat cap khusus untuk tanda buku milikku.