Tips Merawat Anak Sakit Saat LDM (Long Distance Marriage)



Tips Merawat Anak Sakit Saat LDM (Long Distance Marriage). Merawat anak sakit saat suami sedang di luar kota sunggu butuh perjuangan. Apalagi baru saja 2 hari suami berangkat ke Padang, Fatih luka dan harus mendapat 5 jahitan. Awalnya sempat ada penolakan dalam diriku, “Ya Allah, kuatkan, sabarkan diriku!” ya aku pun merasakan menahan sesak di dada. Menangis sendirian. Lalu, apakah berarti aku menyerah? Yup, menangis sebentar saja. Menumpahkan sesak di dada. Ibu mana yang tak sedih melihat anaknya sakit? Bahkan, kadang ibu rela tidak tidur demi menjaga anaknya yang sedang demam.


Saat LDM ini, aku harus pintar-pintar memanjemen waktu. Jika ada suami, berbagi tugas domestik bisa lebih mudah. Suami yang mencuci, aku yang masak. Suami yang mengajak anak-anak sholat ke masjid, aku bisa berduaan sholat dengan Aisyah. Ya, kadang anak-anak ke masjid itu bisa dijadikan  me time. Rumah agak sepi, aku bisa leluasa tilawah atau sekedar mengepel rumah.

“Sudah 3 hari kepalaku pusing terus, badanku lemah banget. Aku kesulitan membawa Fatih tukar perban,” curhatku dalam sebuah group yang aku ikuti.

  
Ya, aku ngedrop banget. Setiap melihat Fatih tukar perban, rasanya badanku bagai layang-layang putus. Melayang terbawa angin entah kemana jatuhnya. Aku mengigil dan ngilu melihat jahitan itu. Mana, saat cek up harus membawa Aisyah. Sangat butuh perjuangan :)

Hari keempat cek perban Fatih, aku ditemani oleh Kakak ipar. Dia mengantarkan kami ke RS Advent dengan mobilnya. Tak lama Fatih sudah ganti perbannya. Hanya, kami menunggu 45 menit karena aku harus menunggu dokter yang menanggani Fatih saat harus dironsen. Sudha lama menunggu, ternyata dokternya tidak datang. Esoknya aku pergi lagi ke RS Advent, aku berangkat bersama Aisyah, sedangkan Fatih aku titipkan dengan Mbak yang momong anak tetangga rumahku.


Sampai di RS Advent, aku Merawat biaya yang seharusnya ditanggung oleh BPJS, tapi saat akan pulang usai Fatih dijahit hari pertama, aku disuruh bayar. Saat itu aku panik, enggak bisa mencerna mengapa ada tagihan untuk dokter, biaya perawatan, dll. Memang ada yang harus dibayar karena tidak dalam tanggungan BPJS, seperti obat suntik tetanus, jadi karena suami juga pengen tahu hasil ronsen Fatih, jadilah aku ke RS Advent lagi.

Aku beruntung Jumat itu, Aisyah tertidur dan aku leluasa mengambill hasil ronsen dan uang balik dari kasir RS Advent. Alhamdulillah urusanku Jumat itu selesai dengan lancar.


Memang Merawat anak anak sakit saat LDM itu tidak mudah, tapi juga bukan tidak mungkin. Aku bersyukur disaat tukar perban yang ketiga di KMC (Klinik Kedaton Medical Center), aku ditemani oleh Mbk Fitri Restiana. Selama aku menemani Fatih di UGD, Aisyah aku titipkan ke Mbk Fifi. Aisyah aktif berlari kesana-kemari, makanya ekstra banget membawa dua anak ini :)

Soal makan aku harus ekstra siaga. Biasanya jika ada suami, aku berbagi tugas untuk belanja. Kali ini, aku belanja menunggu Faris pulang sekolah sekitar pukul 14.30 WIB atau memanfaatkan pasar kaget setiap Hari Jumat sore di dekat rumahku. Stok makanan dan belanja maksimal 3 hari sekali.

Untuk itu Moms, aku ada tips Merawat anak sakit saat LDM (Long Distance Marriage) :

1. Jaga kesehatan.
Jaga pola makan, jangan sampai sakit. Pengalamanku karena telat makan, akhirnya maag dan sakit kepala. Saat badan lemah, urusan lain terbengkalai.

2. Jangan panik
Beberapa kali aku sempat panik mengerjakan pekerjaan. Pikiran bercampur aduk antara menjaga Fatih dengan tugas menulisku. Pernah karena gugup, tersenggol kabel charger dan laptop mati. Keluarlah kata-kata yang tidak aku mengerti. Aku panik, soalnya pernah kejadian seluruh dataku hilang karena hard disk rusak. Kejadian 2 tahun lalu itu menjadi momok yang sangat menakutkan. Aku harus merelakan semua foto anak-anak saat kecil, hiiks... untuk itu, kalau sudah ada dana lebih aku pengen banget punya hard disk eksternal sebagai penunjang kegiatan menulisku.

Takut banget kalau laptor eror begini :(

3. Delegasikan Tugas Domestik
Buat yang punya dana lebih, saat anak sakit bisa alihkan tugas domestik dengan laundry atau cattering. Namun, kondisiku kemarin, Fatih dan Aisyah mengalami diare selama 3 hari. Cucian menumpuk dan tidak mungkin ke laundry.
  
4. Minta Bantuan Saudara atau Teman
Untuk ini aku termasuk orang yang sungkan. Minta bantuan kakak ipar, dia kerja di bank dan pulang sampai sore bahkan malam hari. Rumahnya juga cukup jauh. Minta bantuan tetangga, rata-rata juga kerja dan punya kesibukan lainnya. Makanya aku lebih banyak membawa Aisyah turut serta.

5. Perbanyak ibadah
Saat itu aku sedang PMS. Badan capek, kepala pusing, pinggang kayak ditarik-tarik, lengkap deh. Namun, ada ibadah selain sholat dan puasa bagi perempuan yang sedang haid. Yup, perbanyak dzikir. Dengan mengingat Allah, hati menjadi lebih tenang dan lapang.



Nah, itulah sahabat Smart Mom, ceritaku dalam Tips Merawat Anak Sakit Saat LDM (Long Distance Marriage). Semoga kisahku bermanfaat dan selamat weekend!


15 komentar untuk "Tips Merawat Anak Sakit Saat LDM (Long Distance Marriage)"

  1. Tetap semangat bismillah, ya, Mbak Naqi. Semoga Abang Fatih segera pulih. Aamiin. 😊

    BalasHapus
  2. yang kuperhatikan, banyak ibu yang pada detik pertama langsung panik. Jadinya malah tak bisa mikit jernih, untuk mencari/melakukan solusi. Para emak mesti latihan tidak panik secara kontinu deehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul Mak, perlu banget melatik diri agak enggak mudah panik :) ah, aku emang kudu banyak belajar nih

      Hapus
  3. Jangan panik tu.susah ya mbak apalagi liat anak sakit n berdarah2 gitu. Moga Fatih segera sehat yq mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbk, butuh latihan terus menerus ya, makasih doanya ya

      Hapus
  4. Masya Allah... semoga Fatih dan anak2 kita semua sehaaaat ya mba, aamiin aamiiin
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  5. Mbaaa, aku juga lagi pengen banget beli hard disk external. Laptopku udah penuh banget :(. Btw, emang berat mba pas anak sakit tapi LDM. Smoga si kecil lekas pulih bener ya mba. Aamin

    BalasHapus
  6. Mungkin saya juga akan mengalami hal-hal semacam ini nanti. Makasih sharingnya ya, mba. Jadi pelajaran berharga bagi saya :)

    BalasHapus
  7. semoga sehat selalu dari sini saya pribadi mengambil pelajaran harus tenang dalam menghadapi apapun walaupun tanpa suami

    BalasHapus
  8. Saya juga sering gelisah, cemas dan lebih emosional, saat PMS

    BalasHapus
  9. Kalo soal panik, aku numero uno mom... hehehe tapi semua ibu pasti panik kalo anak sakit, rasanya hadeeuuh, apalagi pas suami di luar kota, double deh rasanya bingung mau ngapain duluan. Makasih tipsnya mom, berusaha jangan panik lagi deh ke depannya..

    BalasHapus
  10. Semangat Mba'.. :)
    Yang paling mantep sih minta pertolongan Allah ya, InsyaAllah semua dimudahkan, Aamiin.
    Cepat sembuh ya Masnya.. :)

    BalasHapus
  11. Yang penting abang sudah sehat kembali dan umminya kembali ceria ^^,

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^