![]() |
Datuk dan keponakanku, Ara. |
“Ci…,
pulanglah ke Bengkulu, datuk sakit,” itu bunyi SMS keponakan. Pagi itu aku
panik karena datuk, panggilan pamanku dari keponakan, sakit darah tinggi.
“Ala,
paling alasan datuk aja mau ketemu, toh yang SMS dari Dang Acon,” suami
menenangkan. Aku sibuk berdamai dengan hatiku. Sarapan pagi itu tersa asing.
Aku tetap resah. Persiapan mengajarpun terabaikan. Tak lama ada SMS lagi.