Mengelola Rasa Sedih

Mengelola Rasa Sedih. Beberapa hari lalu aku mengikuti pelatihan menjadi content creator. Pelatihan itu dilaksanakan selama 6 hari. Materinya kece abis karena langsung mengerjakan tugas. Jadi ingat zaman kuliah menjadi wartawan kampus plus pernah magang jadi di Koran Rakyat Bengkulu.

Mengelola Rasa Sedih

Yes, kenangan indah zaman itu terbayang nyata. Saat itu, nyari berita emang harus terjung ke lapangan. Nunggu lama narasumber, ketika enggak ketemu atau mereka enggak bisa ngasih waktu lama, tetap aja berita harus tayang! Seru sih walau sempat enggak buka hp buat balas SMS atau telat makan siang, hahaha... 

Entar deh kapan-kapan aku cerita serunya aku jadi wartawan kampus, ya! Back to cara mengelola rasa sedih. Jadi, sebelum pelatihan dimulai leherku sakit banget enggak bisa menoleh ke kanan dan kiri. Jadilah sakit banget bahkan ke atas dan ke bawah lehernya enggak bisa digerakkan. Udah fisioterapi selama 12x tapi leher belum banyak perubahan. 

Ya, sebelumnya aku cerita kalau aku didiagnosa syaraf kejepit di leher. Sebelumnya tangan kiri agak retak dibagian bahu. Nah, Moms aku sempat sedih banget karena ini sangat menganggu aku kerja. Tidak bisa berlama-lama depan laptop. Banyak kerjaan terbengkalai sampai aku pernah 1 minggu gak buka laptop karena menahan tidak banyak di depan layar. 

Suatu hari aku buka link youtube sebuah nasehat ustadzah Ooy yang membuat aku tersentuh, ia memberikan ceramah mengenai Mengelola Rasa Sedih di dalam Rumah Tangga. Katanya, sebelum mengeluh atau curhat ke orang lain, bahkan ke ahlinya (psikiater atau psikolog), apakah kamu sudah mengadu pada Allah? Seberapa banyak mengadu? Seberapa lama? Jangan sampai kamu sakit kepala, langsung minum obat, tapi lupa berdoa pada Allah, 'Ya Allah, saya sedang sakit, tolong sembuhkan, ya Allah,' baru makan obat," tuturnya.

Nah, aku jadi teringat aku tuh udah nangis banget gimana menghadapi leherku yang sakit sedangkan mau ikut pelatihan 6 hari via zoom. Pelatihan itu dari jam 8 sampai jam 5 sore. Asli aku berharap sehat dan bisa ikut dengan baik. Nah, hari itu kakakku chat kalau dia baru dipijat. Tanganya sempat kebas dan sakit sudah dipijat udah baikan. 

Jujur, leherku selama ini enggak aku pijat. Udah 3 bulan aku ikutan fisioterapi aja. Enggak bernai pijat. Disentuh aja sakit banget, ditekan apa lagi, jejeritan deh! Tapi, aku melihat minyak zaitun yang selama ini aku pakai untuk urut tangan dan kaki, dengan minyak zaitun itu aku pijat pelan-pelan leherku, 10 x aku hitung aku berhenti, terus begitu sebelum tidur, masya Allah paginya leherku sudah bisa menoleh ke kanan dan kiri.

Begitulah kalau Allah sudah berkhendak mau menyembuhkan, ya! Kalau waktunya sembuh ya sembuh! Sebelumnya, aku udah minta ke UGD aja ama suamiku karena sering kesakitan di malam hari.

Keyakinan akan kehendak Allah ini emang perlu diperkuat ya. Kadang kalau pun emang waktunya harus sakit, kelola rasa sedih itu. Kita tidak tahu dengan sakit itu cara Allah sayang pada kita. Kalau tidak sakit, kita akan lupa dan kerja terlalu over. Bahkan lupa buat perbanyak ibadah. Tapi, kalau sakit kita malah mengemis terus sama Allah minta disembuhkan, iya enggak?

Dengan sakit, kita banyak memilih kegiatan yang berguna aja dan makan yang sehat. Kalau enggak sakit, suka lupa waktu, nonton drakor atau scroll TikTok berjam-jam, tanpa sadar tangan jadi kram atau bagian tubuh lainnya terdzolimi, hayo ngaku siapa pernah seperti ini?

Hubungan manusia dengan pecipta-Nya emang harus ditingkatkan. Hubungan dengan manusia juga perlu. Dengan rasa sakit kita lebih banyak melihat masa lalu hubungan dengan orang, mungkin pernah menyakiti hatinya atau tanpa sengaja membuat hati orang terluka. Untuk itu kita terus berusaha meningkatkan spiritualitas.

Dikutip dari blognya Wijaya Kusumah, Guru Blogger Indonesia, spiritualitas adalah aspek yang dapat memberikan beragam dampak positif untuk kesehatan. Manfaat belajar spiritualitas untuk kesehatan antara lain mencegah sekaligus meredakan stres, kecemasan, dan depresi. 

Spiritualitas adalah salah satu aspek yang penting dalam kehidupan. Tidak hanya mempererat hubungan antara manusia dengan Tuhan dan sesama, spiritualitas selama ini kerap dipakai banyak orang sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.

Blog Tentang Spiritualitas ini dapat teman-teman baca di sini ya! Nah, sahabat Smart Mom, semoga apa yang aku sampaikan di atas menjadi hikmah, ya! Teruslah semangat dalam menyikapi kehidupan. Jika sedih menyapa, kelola dengan baik. Setiap manusia ada ujian dan ujian itu bisa sedih atau senang. Semoga teman-teman semua sehat dan bahagia! Selamat mengelola rasa sedih!

2 komentar untuk "Mengelola Rasa Sedih"

  1. Beneran deh kita memang harus bisa mengolah sedih ya, biar ga stres, tapi ada nih yang memang tidak bisa mengolah dan butuh psikiater ya

    BalasHapus
  2. penting banget mengelola rasa sedih ini yaa, Mba. kalo gak dikelola bakalan merambat kemana-mana. Semoga Mba Naqi selalu sehat agar bisa beraktivitas seperti biasanya, amiiin

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^