Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal

Assalamualaikum Sahabat Smart Mom,

Cara Berbakti  Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal. Beberapa waktu lalu, kami mengajak anak-anak berziarah ke makam Yayik (Kakek) atau ayah dari Abinya anak-anak. Setelah berapa tahun tertunda mengajak anak-anak ke makam Yayik, akhirnya tahun ini terlaksana. Ini cara kami mengajarkan anak-anak salah satu cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal.


Cara Berbakti  Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal

Makam Yayik cukup jauh dari rumah kami di Bandar Lampung. Kalau punya mobil sendiri mungkin lebih mudah kemana saja, tapi kami masih bermodal sewa mobil, jadi momen lebaran menjadi pilihan. Bahkan dari kampung suami juga cukup jauh sekitar 1 jam ke makam Yayik.


Oiya, Yayik meninggal ketika suamiku belum genap 2 tahun. Yayik dimakamkan di Sukadana di belakang rumah. Dulunya rumah area pemakaman milik Yayik dan keluarga besar, ada sekitar 3-4 rumah besar di sana, sayang semua sudah terjual, bahkan kebun lada sekalipun.

Cara Berbakti  Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal


Setelah Yayik (Asli Lampung) meninggal, Mamak menikah lagi dengan Bapak asli Jawa. Maka, adat Lampung tidak banyak diterapkan di keluarga suamiku. Hanya wajahnya saja tidak bisa dipungkiri, terlihat banget asli Lampungnya hehe...

Yayik dulu seorang lurah di Desa Kalipasir tempat kelahiran suami. Sempat ikut dalam bergerakan menumpas penjajahan sebelum akhirnya ditugaskan sebagai lurah.


Cara Berbakti  Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal

Tiba di makam Yayik, kami langsung berdoa yang dipimpin oleh Abi. Tampak Aisyah sedih dan menangis. Anak-anakku sudah pernah kemakam kedua orang tuaku di Bengkulu dan kini saatnya kembali mengajarkan arti kematian dan berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal.

Cara Berbakti  Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal

Berikut 7  cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal yang dapat diajarkan kepada anak-anak:

1. Mendoakan dan Meminta Ampunan

Ajarkan anak-anak kita untuk selalu mendoakan kedua orang tua dan meminta ampunan. Sejak kecil pun usai sholat aku mengajarkan ke anak-anak doa yang insya Allah sudah hapal yakni :

"Rabbighfir li, wa li walidayya, warham huma kama rabbayani shaghira." Artinya: "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."

2. Melunasi Hutang dan Janjinya

Nah, mualailah rajin mencatat hutang dan janji yang ada. Biasanya aku juga mencatat disebuah  buku atau email akan janji dan hutangku termasuk hutang puasa.

3. Bersedekah atas nama orang tua

Pernah aku enggak punya dana untuk bersedekah, jadi yang aku lakukan membuka kelas blog yang aku niatkan gratis dan sedekah atas nama orang tuaku. 

4. Menghajikan orang tua dengan syarat si anak sudah haji terlebih dahulu

5. Menyambung Silaturahmi

Ini yang aku lakukan kalau aku mudik ke Bengkulu. Walau kedua orang tuaku sudah tiada, aku keliling ke rumah adik-adik ayahku. Baik paman dan bibi di Bengkulu.

Sedangkan keluarga besar Yayik tidak banyak di Lampung. Karena Yayik sendiri punya beberapa istri (ups), kisahnya pernah aku tulsi di buku antologi Gado-gado Poligami bersama teman-teman. Tapi untungnya ekarang sudah enggak ada pertikaian, alhamdulillah walau gak akrab banget tapi sudah tidak ada rebutan harta.

6. Melanjutkan Perjuangan Orang Tua

Jika ada mimpi yang belum terlaksana, alangkah baiknya anak-anak melanjutkan. Dulu, ibuku memliki Sanggar Batik Basurek Rahayu di Bengkulu. Namun, berhenti karena bangkrut krisis moneter tahun 1998. Perjuangan ibu dilanjutkan oleh kakaku di Jambi dengan membuka Sanggar Batik Rindani, khas Jambi.

7. Ziarah Kubur

Walau berdoa dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, rasanya lebih afdol kalau ziarah datang ke makam orang tua. Aku sendiri sempat nangis 6 tahun tidak bisa mudik ke Bengkulu, bayangkan betapa kangennya ziarah ke makam orang tuaku.

Kalau suami, alhamdulillah sering ke makam ayahnya, walau baru kali ini mengajak ketiga anak kami. Setelah menikah aku juga sudah berapa kali ke makam Yayik.


berziarah ke makam orang tua

Selain obat rindu, berziarah melembutkan hati meningatkan untuk mempersiapkan kematian yang pasti. Anak-anak juga diajarkan jika kematian adalah sebuah kepastian entah kapan.

Itulah cerita kami ke makam Yayik, anak-anak juga akhirnya tahu keluarga besar Abinya dulu tinggal di Sukadana, Lampung Timur. Semoga kelak anak-anak juga bisa melanjutkan perjuangan Yayik berbakti untuk Lampung Timur, aamiin.


3 komentar untuk " Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal"

  1. Kadang masih ada yang bingung gimana cara berbakti pada orang tua yang meninggal, dalam Islam sudah dijelaskan. Ziarah salah satunya, jadi kangen ke makamnya. Memang pengobat rindu cuma bisa mendoakan dan ziarah. Terima kasih sharing-nya!

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^