Bijak di Media Sosial : Bersama Jempol Kita ke Surga

bijak di media sosial


Assalamualaikum Sahabat Smart Mom, 

Pada tanggal 13 Oktober 2018 lalu, Forum Puspa Lampung mengadakan Pelatihan Penggunaan Media Sosial di Kampung Enggal Harmoni. Kerjasama antara Forkomwil Puspa Lampung dan Kementerian PPA. Kelurahan Enggal, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung. Bagi yang belum tahu apa itu sih Puspa? Puspa singkatan dari Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Kebetulan aku bergabung menjadi pengurus perwakilan Komunitas Tapis Blogger. 

Pagi yang cerah itu, aku diminta sebagai fasilitator bagaimana mengajak para peserta untuk bijak di media sosial. Sebelum aku menyampaikan workshop singkat, ada Bang Juwendra Asdiansyah Pimred Duajurai.com menyampaikan materi keren berjdul Bersama Jempol Kita ke Surga. Wah, judulnya saja sangat menarik ya? Secara wartawan gitu loh! 

Ini pertama kali aku bertemu Bang Juwe sapaan akrabnya dalam satu tugas sebagai pemateri. Beberapa kali bertemu secara non formal, kali ini boleh dong duduk manis mendengarkan pemaparan Bang Juwe. Berikut catatanku. 

Bersama Jempol Kita ke Surga 

Sadar enggak sih kalau saat ini perilaku kita ada yang berbeda. Peserta ditanya, “ Benda apa yang terakhir dipegang sebelum tidur?” Lalu, “Benda apa yang dicari setelah bangun tidur?” Sebagian peserta menjawab benda yang sering dilihat adalah hp! Yap, hp sebelum tidur dan bangun tidur menjadi benda yang keramat. Bahkan hp sering ditaruh di dekat bantal 

bijak di media sosial-  bang juwendra asdiansyah pimred duajurai.com
 Bang Juwendra Asdiansyah Pimred Duajurai.com 

Kalau dulu bangun pagi pertama kali dicari air putih sekarang malah hp. Bahkan hp menjadi hal yang dicari-cari karena mau matikan alarm? Ternyata tidak juga loh, Moms! Ada yang mengaku bangun tidur mencari hp untuk cek pesan dan lihat status orang. Ujung-ujungnya kepo, terjadi hal julid, stalking medsos orang lain deh!

Prilaku 10 tahun yang lalu 

Dulunya saat enggak punya hp android, enggak ada WA, kirim pesan pakai SMS. Sampai mulailah teknlogi ada WA dan ada group-group yang aktif kalau tidak buka-buka sangat aktif banyak sekali pesannya. Tanpa kita sadari sekarang kita berubah, kemana-mana pergi mencari colokkan. Sama istri dan suami bisa jauhan tapi dengan colokan atau power bank, hahha... hayo ngaku deh! 

bijak di media sosial puspa lampung
Bersama-sama peserta Kampung Enggal Harmoni. 
Nah Moms, di Media sosial itu sebenarnya apa sih yang diupdate? Sekarang kalau mau makan kita foto dulu dalam berbagai sisi. Selfie makanan dan lainnya. Demi apa? Demi feed instagram hahha.... kalau aku sekarang menggunakan media sosial bagian dari pekerjaanku sebagai blogger. Yap, kalau jadi blogger mau enggak mau harus aktif di media sosial seperti blog, facebook, twitter, instagram dan youtube. Dari wikipedia sendiri, Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. So, sudah paham kan mengapa blogger itu aktif di media sosial? 

Rambu-rambu di Media Sosial 


Walau mengaku sebagai blogger dan menjadikan pekerjaan sebagai blogger, buzzer atau pun conten creator, kita harus melaksanakan rambu-rambu berikut ini : 

1. Hindari hoax 

Apa itu hoax? 

Kepalsuan yang sengaja dibuat untuk menyaru sebagai kebenaran (Curtus D MasDougall, Wartawan). 

Berdasarkan survey Mastel 2017 kepada 1.116 responden secara online dalam waktu 48 jam, diklarifikasi HOAX sebagai : 

a. Berita bohong yang disengaja (90,3 %) 
b. Berita yang menghasut (61,6%) 
c. Berita yang tidak akurat (59%) 
d. Berita ramalan (14%) 
e. Berita yang menyudutkan (12,6%) 

Serunya akhirnya bisa foto bareng Bang Juwe dan Mbk Wirda


2. Hindari Komentar Memecah Belah 

Zaman kampanye emang rentan deh ya bikin orang panas. Jadi coba tahan jempolmu untuk mengomentari hal-hal yang menyudutkan orang lain. Tapi, kalau soal aqidah dan SARA, aku sendiri ikutan bersuara sih hehe... tapi harus kuat mental, bisa jadi kita malah disudutkan orang. 

Namun, sebagai buzzer perlu juga menggerem komentar pedas ke kawan kita yang sedang bertugas menjadi buzzer atau memperkenalkan produk dan jasa, “Wah, lagi ngebuzzer ya? Atau “Uhuy goodie bag gitu aja pamer!” wah, hindari ya komentar begitu. Kan sebagai blogger kita harus saling mendukung hehe... kalau belum dapat job sebaiknya tahan diri. Aku pernah menemukan blogger seperti ini. Kalau ada komen yang menjatuhkan, aku memilih untuk skip hehe... 

3. Jujur Vs Drama di Media Sosial


Foto mesra di dunia maya ternyata tidak selalu mesra di dunia nyata. Ini lagi booming berita perceraian Gading dan Gisel. Sampai nitizen membuat hastag #savegempi. Menurutku, sesekali menampilkan foto mesra dengan pasangan halal boleh aja sih, ini sebagai menjaga diri kita jadi serangan orang lain. Tapi over pamer kemesraan di media sosial juga tidak baik. Bikin eneg juga hahha... kecuali kamu seleb ya, bikin vlog aja rame followers youtubemu! 

Ada temanku yang kalau foto selfie enggak mau menampakkan wajahnya. Alasannya tidak mau dibully karena pernah ada yang bilang komedo atau hidungnya besar dan lainnya sebaginya. Intinya trauma dengan komentar orang. Awalnya aku kesel aja, “Idih, sok jual mahal!” kalau foto selalu minta persetujuan dia dulu baru share ke medsos. Kan ribet ya, kita kan sering foto spontan kalau selfie hehe... jadi, sejak tahu dengan kebiasannya dia menolak selfie, aku juga memilih gaya foto bersama temanku ini. Ya, menghargai orang lain perlu juga di medsos ya!

Pernah kejadian saat share di medsos, seorang teman ngambek fotonya dishare tanpa izin, padahal fotonya itu rame-rame, alasannya suaminya tidak suka gaya dia difoto itu. Hadehh... besok-besok jangan foto dengan blogger ya, soalnya jarinya cepat banget pengen update hahaha.... 

bijak di media sosial puspa lampung
Berbagi pengalaman mengelola media sosial untuk menambah penghasilan

Cara Mendapatkan Uang dari Media Sosial 

Saat pelatihan tanggal 13 Oktober 2018 tersebut, aku menceritakan pengalamanku mendapatkan uang dari media sosial. Sekarang menambah followers di IG adalah bagian dari pekerjaanku. Setiap hari minimal 1 foto di IG. Kalau capek dan bosan atau enggak mood. Aku memaksakan diri sebagai bentuk ihtiar dan komitmenku. 

bijak di media sosial puspa lampung
Channel Youtube bisa menghasilkan uang juga loh!

Jika followers instagram dan twitter sudah banyak minimal 1000 maka job untuk mereview produk dan jasa berdatangan. Dapatnya dari email, pertemanan via WA dan ada yang sepaket dengan menulis di blog juga. Fee-nya tergantung pribadi masing-masing. Kalau mampu pasang rate card 250 K/ foto untuk feed instagram dan 300 K /foto di instastory ya silakan juga. Jadi sesuai juga dengan kemampuan dan branding kita selama ini, seberapa populerkah dirimu? Uhuk...uhuk... 

bijak di media sosial puspa lampung
Peserta stimulasi bijak menggunakan media sosial

Sampai saat ini aku 8787 followers di instagram, 2771 followers di twitter dan 4996 pertemanan di facebook. Ke dapan aku ingin meramaikan video kreatifku di youtube. Doakan ya bisa menghasilkan uang via youtube. 

Nah, sahabat Smart Mom, apakah media sosialmu sudah bermanfaat? Share yuk!

2 komentar untuk "Bijak di Media Sosial : Bersama Jempol Kita ke Surga "

  1. Era digital ini mermbawa kita dalam kemudahan, tapi kadang ada beberapa yang memnafaatkan kemudahan itu untuk bebuat hal yang salah. Mari bijak di era digital

    BalasHapus
  2. Kita sebagai generasi digital memang seharusnya bijak dalam menggunakan media sosial. Makasih pencerahannya.

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^