Memahami Gaya Belajar Generasi Z

Assalamualaikum Sahabat Smart Mom,

Menjadi orang tua di era digital ini memiliki tanggungjawab yang tinggi. Dulu, anak pertama kami, kalau diajak ke acara paling rewel minta jajan makanan atau mainan. Setelah dibelikan, duduk dengan tertib.

Saat anak kedua lahir, mulai godaan gadget menjadi tantangan tersendiri. Sampai anak ketiga lahir, ujian kecanggihan gadget dan era digital membuat kami sebagai orang tua kewalahan.

Di sisi lain, sejak pelajaran daring, anak-anak makin familiar dengan gadget. Apalagi jika zoom berbarengan. Abang Fatih mengunakan hp sendiri dan Aisyah adiknya, aku dampingi.

Anak-anak mulai tahu lagu-lagu terkini yang nge-hits di aplikasi tik-tok. Tahu dari mana? Dapat video kiriman temannya yang sudah bisa mengedit video. Wih, anak usia 9 tahun, loh!

menjadi orang tua kebanggaan anak


Tapi, itu kehebatan anak zaman sekarang, cepat sekali menyerap informasi. Mudah mengikuti kecanggihan teknologi. Namun, akan bahaya jika anak tidak didampingi. Seperti kita ketahui kalau generasi Z adalah anak yang lahir pada fase digital.

Untuk itu, aku bersyukur sekali mendapat kesempatan mengikuti Webinar dengan nara sumber :

1. Ibu Dya Loretta – Dosen dan Penulis

2. Ibu Sonya Sinyanyuri - Kepala SMA PINTAR Lauzardi

3. Ibu Inayah Sri Wardhani – Manager Sekolah Widya Wiyata

Webinar dengan tema, "Jadi Parent Melek Digital Ala Gen Z". Sejak pagi aku menyiapkan catatan dengan penuh antusias, agar makin mendapatkan informasi yang banyak. Aku ingin menjadi orang tua yang dibanggakan anak. Apalagi sejak pandemi ini, anak-anak banyak belajar di rumah. Tapi, bagaimana memahami konsep belajar anak kita?

webinar sma pintar lazuardi


Menurut Bu Dya, ada 6 Gaya Belajar Anak Generasi Z :

1. Gaya belajarnya audio visual (suka melihat materi yang bergambar dan bersuara).

Aku akui, anakku senang belajar dengan melihat gambar dan video. Apalagi sejak pandemi, pelajaran selalu dengan panduan video. Anak-anak juga melaporkan tugas lewat video, sehingga anak-anak terbiasa belajar secara visual dan audio.

Menurut Bu Dya, anak-anak generasi Z ini sangat user friedly. Di sini memang peran orang tua sangat penting mendampingi dan mengenali potensi anak. Untuk itu rasa belajar tapi bermain menjadi metode yang pas.

2. Bergantung pada teknologi digital dan streaming.

Abang Fatih dan Aisyah mulai mengenal youtube yang lagi naik daun. Mereka mengetahui dari games yang mereka mainnya. Belum lagi lingkungan pergaulan yang juga memainkan games yang sama, sehingga pertukaran informasi ini sangat cepat.

 

3. Mudah menangkap/memahami setiap pembahasan.

Terkadang aku kaget juga tiba-tiba Aisyah sudah bisa mewarnai dari sebuah aplikasi atau minta di download aplikasi belajar. Disatu sisi ini memudahkan aku mendampingi anak-anak belajar. Tapi, di sisi lain prihatin juga anak-anak lebih tergantung dengan gadget dibanding waktu bermain di luar rumah.

 

4. Berani mengemukakan pendapat dan kritis.

Saat mengikuti zoom sekolahnya, aku mengamati Aisyah paling ceriwis mengomentari pelajaran. Anak-anak sudah diajarkan sejak dini mengamati gambar, mengenal posisi sampai melakukan percobaan sains. Hal inilah menjadikan anak makin berani mengungkapkan pendapat dan berpikir krtis.

 

5. Senang mencoba, mencari tahu berbagai hal dan berinovasi.

Aku jadi teringat beberapa influncer masih usia remaja disebuah aplikasi. Karyanya mendadak viral dan sangat kreatif. Ini menunjukkan anak-anak cepat sekali berinovasi dan menyesuaikan diri di era digital ini.

 

6. Mudah mencerna arahan pada tutor/mentor/guru yang memosisikan diri sebagai teman.

 

Ini sangat disyukuri ketika anak-anak belajar daring, anak-anak tetap menjaga adab belajar. Apalagi menjalankan tugas sesuai arahan gurunya.

profesi masa depan

Perlu diketahui ke depan, anak-anak sudah memilih profesi yang tidak seperti masa kita kecil. Untuk itu perlu pendampingan agar mencapai cita-cita atau sesuai bakat anak-anak. Contohnya, apakah boleh anak berkeinginan menjadi youtuber padahal saat ini usianya masih 9 tahun?

Kenapa tidak kita dampingi anak-anak kita untuk mencapai cita-citanya dengan sekaligus menyiapkan konten yang mengedukasi. Misalnya percobaan sians dan lainnya.

Nah,  apakah ada sekolah yang memahami gaya belajaranak generasi Z? Yap, ada dong! Salah satunya, SMA Pintar Lazuardi. Sekolah ini

 

Mengenal SMA Pintar Lazuardi

SMA Pintar Lazuardi-Blended Learning High SchooL mulai beroperasi sejak tahun 2021-2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi Group.  SMA Pintar Lazuadi mengikuti tren sekolah alternatif dengan memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di negeri kita, dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning tanpa meninggalkan kreativitas secara optimum.

SMA Pintar Lazuardi menerapkan cara yaitu menambahkan aktivitas hands on mandiri siswa lewat project based learning. Juga dukungan Learning Management System (LMS) yang diberi nama Pintar. 

SMA Pintar Lazuardi menggabungkan antara kegiatan tatapmuka dengan sistem pelajaran online. Bahkan prosentase pembelajaran online lebih besar. Kegiatan tatap muka akan dilakukan seminggu sekali di sekolah home based. Kegiatan tatap muka difokuskan untuk:

   pembentukan karakter,

   pengembangan keterampilan sosial,

   coaching tentang karir,

 kegiatan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran online.

Nah, jika peserta didik berasal dari wilayah yang belum tersedia sekolah home based, kegiatan tatap muka akan digantikan dengan program pengayaan dan coaching yang dilakukan secara online.

 

sma pintar lazuardi

Learning Management System

Pedagogical Intelligence Architecture (PINTAR) adalah sebuah strategi pedagogi (pembelajaran) yang diterapkan melalui sebuah Learning Management System (LMS) online yang memperhatikan keterikatan antara peserta didik dengan proses pembelajaran melalui feedback process.

PINTAR (Pedagogical Intelligence Architecture)

adalah LMS pendukung pembelajaran online di SMA Pintar Lazuardi yang didukung oleh aplikasi yang canggih yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja.

 

sma pintar lazuardi

 KEUNGGULAN LMS PINTAR

• MULTIPART berarti materi disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan dipilih hanya materi fundamental dari sebuah mata pelajaran. Upaya ini dimaksudkan agar mudah dipahami secara mandiri oleh siswa.

 FEEDBACK SYSTEM akan memastikan peserta didik terlibat aktif, berinteraksi, saling memberi dan menerima umpan balik (feedback) untuk efektivitas belajar, mengetahui capaian hasil belajar, terbentuknya komunitas belajar, mendokumentasikan portofolio yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

• DIFFERENTIATED LEARNING Dimulai dengan diagnostic assessment, sehingga dapat memandu learning path yang akan dilalui siswa dari urutan materi dan memungkinkan siswa memiliki tahapan belajar yang berbeda.

 LEARNING PATH peserta didik akan memililki ‘jalur/peta’ untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran.

  MULTI-FRIENDLY CONTENT Materi dan media pembelajaran dikemas dalam beragam bentuk sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.

 GAMIFICATION Pembelajaran online juga mempertimbangkan kesenangan dan keseruan. Ini dilakukan dengan menambahkan unsur games dalam pembelajaran.

 

Nah, Sobat Smart Mom, jika ingin ananda tetap menjadi kreatif dan mendukung minatnya sesuai generasi Z saat ini, silakan kepo-in SMA Pintar Lazuardi website www.smapintarlazuardi.id dan instagram @smapintarlazuardi.

 Semoga informasi di atas bermanfaat!

 

Posting Komentar untuk "Memahami Gaya Belajar Generasi Z"